Pilpres 2019 dan Pertarungan Merebut Hati Kaum Milenial

Menurut Djayadi, siapa pun pasangan calon belum tentu bisa memenangkan Pilpres, meski mereka mengantongi suara pemilih milenial.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 11 Sep 2018, 14:39 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2018, 14:39 WIB
Jokowi Blusukan Naik Chopper Keliling Sukabumi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengendarai motor Chopper saat blusukan di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (8/4). Presiden mengendarai motornya untuk meninjau pelaksanaan program padat karya tunai. (Liputan6.com/Pool/Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 bakal menjadi arena pertarungan dua kubu, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno. Kalangan milenial disebut-sebut merupakan sasaran utama kedua kubu. Ancang-ancang untuk menggaet suara pemilih milinel sudah mulai terlihat, meski waktu kampanye masih beberapa pekan ke depan.

Misalnya saja, saat Prabowo Subianto memilih Sandiaga Uno sebagai cawapresnya. Sandi dianggap sebagai representasi anak-anak muda zaman sekarang.

Sementara petahana Joko Widodo atau Jokowi juga tak mau ketinggalan menyasar kaum muda-mudi pada Pilpres 2019. Meski cawapres yang diusungnya adalah Kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU), Ma'ruf Amin, Jokowi punya cara lain menggaet suara pemilih muda. Erick Thohir yang sukses sebagai ketua panitia penyelenggara Asian Games XVIII, dirangkulnya untuk dijadikan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN).

Kesuksesan bos klub sepak bola Intermilan saat memimpin Asian Games 2018, menjadi modal utama koalisi Jokowi-Ma'ruf memikat hati kaum milenial.

Tak dipungkiri, suara pemilih muda atau kaum milenial merupakan suara mayoritas dari jumlah pemilih di Pilpres 2019. Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SRMC), Djayadi Hanan, memprediksi pasangan calon peserta pilpres, para caleg, dan parpol peserta pileg akan beradu strategi guna menggaet suara pemilih muda.

"Milenial itu kan definsi umumnya pemilih yang berumur 17 sampe 38 tahun, pada tahun 2019. Nah, kalau dilihat dari DPT yang sekitar 185 jutaan, pemilih yang 17 hingga 38 tahun itu, sekitar 55 persen jumlahnya. Jadi mau tidak mau ya, kandidat capres maupun pemilu legislatif harus memperhatikan suara milenial. Karena mereka mayoritas," kata Djayadi saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin 10 September 2018.

Namun, Djayadi menyebut bahwa suara pemilih milenial akan terpecah pada Pilpres 2019. Masing-masing pasangan capres-cawapres, kata dia, berpotensi meraup paling banyak suara tersebut.

Alhasil, menurut Djayadi, siapa pun pasangan calon belum tentu bisa memenangkan Pilpres, meski mereka mengantongi suara pemilih milenial.

"Misalnya, Jokowi menang di milenial 30 persen, tapi kan masih kurang itu. Kalau mau menang, kan butuh 51 persen. Karena target milenial saja tidak bisa menjamin kemenangan," ucap Djayadi.

Meski suara pemilih milenial dianggap mayoritas di Pilpres, namun Djayadi meminta untuk tidak mengabaikan suara di luar kaum muda. Pemilih yang usianya di atas 40 tahun, juga harus menjadi target yang realistis saat Pilpres.

"Di luar milenial kan ada 45 persenan. Jadi itu juga penentu. Dengan kata lain, ya peserta Pilpres harus menjangkau dua-duanya," terang Djayadi.

Djayadi menilai suara pemilih milenial bisa menjadi kunci kemenangan, apabila pasangan capres-cawapres pada Pilpres 2019 mendatang lebih dari dua pasang.

"Dan ada pasangan capres-cawapres yang hanya fokus di milenial, dan dia berhasil target 30 persen milenial. Kalau dia dapat 30 persen, peluang menangnya jadi lebih besar. Tapi ini kan peserta pilpresnya cuma dua kandidat. Harus menang jadi 51 persen kan. Kan tidak mungkin 51 persen itu semuanya milenial," tandas Djayadi.

Sementara, para pemilih milenial sudah bisa melihat capres-cawapres mana yang dianggap representasi jiwa muda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gaya Anak Muda Kekinian

FOTO: Para Pelari Siap Ramaikan MILO Jakarta International 10K 2018
Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno bersama jajaran Business Executive MILO mengikuti kegiatan senam bersama pada acara kick-off MILO Jakarta International 10K 2018 di Jakarta, Minggu (13/5) (Liputan6.com/Pool/Rizky)

Misalnya saja, Andi (28). Ia menyebut pasangan capres-cawapres yang paling milenial saat ini adalah Jokowi-Ma'ruf. Khusus untuk Jokowi, dia melihat bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu kerap menunjukan penampilan yang kekinian.

"Jokowi juga berpenampilan modis, misalnya memakai sneakers, bomber jaket, atau t-shirt," kata Andi.

Selain itu, sambung Andi, Jokowi juga beberapa kali turut hadir meramaikan dan menonton pertunjukan musik. Menurutnya, hal itu membuat Jokowi dianggap semakin dengan dengan anak-anak muda.

"Kan pernah tuh datang ke Synchronize Fest dan We The Fest. Jokowi juga pakai produk-produk lokal bikinan anak-anak muda Indonesia, contohnya jaket jeans dan motor chopper," ucap pria yang tinggal di Bekasi ini.

Hal yang sama juga diutarakan Lely (35). Wanita yang berdomisili di Pulomas, Jakarta Timur ini menyebut bahwa capres yang paling milenial saat ini adalah Jokowi. Ia melihat, Jokowi merupakan sosok yang komunikatif dan terbuka dengan berbagai masukan.

"Beliau enggak jaim. Terbuka sama hal-hal yang kekinian," kata Lely.

Namun, keduanya mengaku belum memutuskan apakah akan memilih Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. "Belum. Karena masih menimbang-nimbang," ungkap Lely.

"Belum ada. Masih melihat situasi dan kondisi. Meski sebenarnya cenderung ke Jokowi, tapi tetap harus dipertimbangkan baik-baik," kata Andi.

Andi mengaku setuju apabila pemilih milenial berperan dalam menentukan pemimpin pada 2019 mendatang. Sebab, kata Andi, suara pemilih milenal sangat berpengaruh di 2019.

"Penting. Karena generasi milenial mendominasi sebagian besar angkatan kerja di seluruh dunia," ucap dia.

Tak hanya Jokowi saja sebagai capres yang dianggap representasi anak muda. Prabowo-Sandi ternyata juga sudah menyentuh pemilih muda.

Misalnya saja Inke (22), ia menganggap Prabowo-Sandi capres yang paling milenial. Inke berpendapat keduanya, bisa mewakili jiwa anak muda saat ini. Hal ini, kata dia, terlihat pada sosok Sandiaga Uno.

"(Sandi) itu modern. Terus lebih mudaan," ungkap warga Pondok Kopi, Jakarta Timur ini.

Sama hal nya dengan Inke, Uswatun Hasanah (24) juga menganggap Prabowo-Sandi sosok capres-cawapres paling milenial.

"(Sandi) berjiwa muda pastinya," kata warga Depok, Jawa Barat ini.

Hanya saja, keduanya juga belum menentukan pilihan pada Pilpres 2019 mendatang. Meski keduanya menganggap Prabowo-Sandi pasangan capres-cawapres paling milenial.

"Masih liat-liat dulu aja, mau milih yang sreg yang mana," kata mereka.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya