Jokowi: Jangan Mudah Terpengaruh Kabar Bohong

Salah satu kabar bohong yang terus mencuat di publik adalah soal Partai Komunis Indonesia (PKI).

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2018, 10:53 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 10:53 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo memberikan kata sambutan saat membagikan sertifikat tanah di kawasan Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Selasa (25/9). Jokowi membagikan 7.000 sertifikat tanah kepada masyarakat kabupaten dan kota Bogor. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mewanti-wanti seluruh rakyat Indonesia tidak mudah percaya informasi hoaks dan fitnah. Dia menyebut, informasi hoaks dan fitnah mulai merebak di tahun politik.

"Sudah masuk tahun politik ada fitnah, kabar bohong, saling cela, menjelekkan, jangan terpengaruh. Cek betul kalau orang kasih informasi," tegas Jokowi saat membagikan 7.000 sertifikat tanah untuk warga Kabupaten dan Kota Bogor di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/9/2018).

Salah satu kabar bohong yang terus mencuat di publik adalah soal Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan, Jokowi mengaku sudah menjadi korban isu PKI.

"Presiden Jokowi itu PKI, banyak di medsos seperti itu. Ada yang percaya, padahal PKI ada tahun 1965, saya lahir 1961. Masa ada PKI balita," kata Jokowi disambut tawa warga.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengingatkan, seluruh rakyat Indonesia harus tetap rukun di tahun politik. Meski berbeda pilihan politik di Pemilu 2019, hubungan dengan sesama anak bangsa, tetangga, maupun saudara harus dijaga.

"Aset terbesar bangsa kita adalah persatuan. Jangan sampai, saya titip karena pilihan bupati, gubernur, wali kota, presiden, kita jadi terpecah belah, jangan," pesannya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tak Bagikan Sepeda

Dalam acara ini, Jokowi tak lagi memberikan kuis singkat dan hadiah sepeda kepada warga yang hadir.

Menurut Jokowi, ini dilakukan karena mematuhi aturan kampanye Pilpres yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

"Mulai kemarin kita sudah nggk boleh lagi bagi sepeda," kata Jokowi.

Mantan Wali Kota Solo ini mengaku tahu betul warga ingin sekali mengikuti kuis singkat berhadiah sepeda dari Kepala Negara. Namun, aturan kampanye Pilpres 2019 membuatnya menghentikan bagi-bagi sepeda.

"Ya senengnya bapak ibu kan diberi sepeda. Nah sekarang nggk boleh. Jadi karena nggk boleh, nggk ada yang maju," pungkasnya.

Setiap melakukan kunjungan kerja ke daerah‎ atau bertemu warga, Jokowi kerap membagikan sepeda dengan terlebih dahulu memberikan sebuah kuis. Kuis yang diberikan Jokowi kepada masyarakat, biasanya menyebutkan Pancasila, nama-nama ikan, dan nama-nama suku yang ada di Indonesia.

Pada April lalu, anggota Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja, sudah mengimbau agar Jokowi tidak melakukan pembagian sepeda setelah ditetapkan sebagai calon presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, masa kampanye telah ditetapkan mulai 23 September 2018 hingga 13 April 2019.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya