Liputan6.com, Jakarta - Drama hoaks pengeroyokan aktivis Ratna Sarumpaet dinilai bisa mempengaruhi elektabilitas Prabowo-Sandiaga. Pasalnya, Ratna sempat tercatat sebagai juru kampanye nasional pasangan ini.
"Kalau melihat potensi, pasti ada potensi penurunan (elektabilitas) dengan kasus ini," jelas peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Rully Akbar di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (4/10/2018).
Rully mengakui belum bisa memprediksi besaran potensi penurunan itu. Sebab, belum ada survei yang dilakukan untuk menelitinya. LSI berencana memotret dinamika ini dalam survei yang akan datang.
Advertisement
"Yang pasti bahwa kasus ini sudah mencederai demokrasi, dalam artian bahwa kebohongan publik atau hoaks adalah sebuah kesalahan yang fatal dan pasti akan ada hukuman publik terhadap itu," paparnya.
Respons Prabowo Subianto atas kebohongan Ratna Sarumpaet ini juga dinilai akan mempengaruhi elektabilitas. Upaya tim Prabowo-Sandi dengan melakukan pembersihan dalam tim kampanye juga dinilai sebagai upaya untuk tetap mempertahankan elektabilitas.
Hanya saja, perlu riset untuk memastikan apakah respons Prabowo dapat mengembalikan kepercayaan publik. "Tapi potensi penurunan pasti ada," ujarnya.
Minta Maaf
Prabowo telah meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena telah mempercayai karangan cerita Ratna Sarumpaet. Namun permintaan maaf ini juga belum dapat dipastikan akan berdampak ke peningkatan elektabilitas atau malah justru makin menurun.
"Tinggal penilaian publik apakah publik nanti akan menjudge lewat elektabilitasnya. Apakah mereka akan berubah pilihan dengan adanya kasus besar ini akan dilihat dalam survei ke depan," Rully berujar.
Reporter: Hari Ariyanti
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement