RI Kuasai Freeport, Ma'ruf Amin: Beberapa Presiden Sebelum Jokowi Tak Mampu

Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengapresiasi pemerintahan Jokowi yang berhasil mengambil 51 persen saham PT Freeport Indonesia.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Des 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 23 Des 2018, 06:48 WIB
Ma'ruf Amin Berencana Bagikan Bola Saat Kunjungi Daerah
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin berbicara kepada awak media saat Ngopi Bareng di kediamannya di Jalan Situbondo, Jakarta, Rabu (12/12). Ma'ruf Amin mengaku sebagai penggemar AC Milan dan MU. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengapresiasi pemerintahan Jokowi yang berhasil mengambil 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Menurut dia, mendapatkan mayoritas saham PT Freeport bukanlah hal yang mudah.

Sebab, jelas Ma'ruf, selama 50 tahun lebih kepemilikan saham Indonesia atas tambang di wilayah Papua itu hanyalah 9 persen.

"Perolehan 51 persen saham itu luar biasa. Beberapa presiden tak mampu ambil itu. Pak Jokowi luar biasa bisa mengambil porsi 51 persen," kata Ma'ruf di Rumah Situbondo Jakarta Pusat, Sabtu (22/12/2018).

Dia turut mengapresiasi pengamabilan 51 persen saham Freeport dilakukan dengan sangat cantik dan tanpa kegadugan. Sebab, Ma'ruf mengetahui soal Freeport selalu mengundang kegaduhan.

"Sangat cantik caranya bisa memperoleh 51 persen saham ini. Pasti dilakukan dengan diplomasi dan pendekatan sehingga tak gaduh," ujarnya.

Ma'ruf juga melihat bagaimana Jokowi juga berhasil mengembalikan Blok Mahakam dan Blok Rokan ke Indonesia. Bagi dia, semua itu merupakan keberhasilan luar biasa dalam membangun Indonesia lebih baik.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jangan Nyinyir

Mantan Rais Aam PBNU itu meminta agar para pihak tidak nyinyir atas prestasi itu. Kendati saham itu dibeli dengan utang, Ma'ruf menilai hal itu adalah biasa.

Dia menuturkan bahwa bisnis mewajibkan adanya utang sebagai bagian dari aset. Yang terpenting, lanjut Ma'ruf utang itu diambil untuk sesuatu yang bisa dikembangkan secara produktif, seperti tambang Freeport itu.

"Dalam bisnis itu, ambil utang, bisnis berjalan, utang dibayar, lalu utang lagi untuk mengembangkan bisnis. Itu biasa. Tak masalah sepanjang bisa dipertanggungjawabkan, dan bisa dikembalikan lewat produksi," tuturnya.

"Jadi saya kira pengambilalihan saham Freeport ini justru harus diberi penghargaan. Jangan dinyinyiri oleh isu-isu yang sebenarnya tak perlu," sambung Ma'ruf.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya