Tak Terima Dilawan di Pilkada Klaten, Sri Mulyani Akan Pecat Harjanto

Dia pernah mendaftarkan diri di tim penjaringan PDIP Klaten sebagai pendamping Sri Mulyani selaku cabup di Pilkada.

diperbarui 17 Mei 2020, 12:48 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2020, 20:19 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Jakarta Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Klaten, Sri Mulyani segera memecat Harjanto alias HJT dari keanggotaan PDIP.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, HJT masih memiliki kartu tanda anggota (KTA) PDIP Klaten hingga sekarang. Sebelumnya, HJT pernah menjadi pengurus di jajaran ranting PDIP Karanganom, pengurus di Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Klaten Utara, dan pengurus DPC PDIP Klaten.

Kepada Solopos.com HJT mengaku telah mengabdi di PDIP selama 25 tahun. Dia pernah mendaftarkan diri di tim penjaringan PDIP Klaten sebagai calon wakil bupati (cawabup) alias pendamping Sri Mulyani selaku calon bupati (cabup) di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.

Begitu Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP memberikan rekomendasi ke Sri Mulyani-Aris Prabowo, HJT memilih mendampingi Arif Budiyono (ABY) guna menantang cabup petahana. HJT saat ini dikenal sebagai Kepala Desa (Kades) Karanganom, Klaten Utara, sejak 2007.

"Kalau Pak HJT ingin mencalonkan sebagai cawabup itu merupakan hak asasi. Monggo-monggo saja. Persoalannya, dia masih ber-KTA PDIP Klaten. Kami akan pecat. KTA-nya akan kami nonaktifkan terlebih dahulu," kata Sri Mulyani di Mapolres Klaten, Rabu, 13 Mei 2020.

Menurutnya, ini bisa dikategorikan tidak tegak lurus terhadap instruksi partai. Siapa saja yang tidak menyukseskan rekomendasi partai, konsekuensinya harus siap dipecat.

"Pak HJT pun tidak pernah berkomunikasi dengan saya terkait pencalonannya itu," sambungnya.

Sri Mulyani mengakui sejumlah kader dan anggota PDIP Klaten masih ada yang sakit hati atau terbawa perasaan (baper). Hal itu lantaran mereka kecewa dengan instruksi DPP PDIP di Pilkada 2020. Salah satunya adalah HJT yang akhirnya bergabung dengan ABY.

"Hanya satu-dua yang masih baper seperti itu. Mengelola yang baper-baper ini, ya saya baperin genti. Ini hal biasa di PDIP. Yang jelas, di PDIP Klaten masih solid [tak terpengaruh dengan sikap politik HJT]. Banteng-banteng yang di luar itu besok-besok akan kembali. Terkait Pak HJT, yang bersangkutan kan belum mendaftar juga. Prosesnya masih panjang. Jik isoh balik juga," katanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tantang Adu Program

Disinggung tentang langkah ABY-HJT yang mulai menyoroti politik dinasti di Klaten, Sri Mulyani menanggapi santai hal tersebut.

Sebaliknya, Sri Mulyani mengajak penantangnya untuk adu program di Pilkada 2020.

"Orang itu jangan hanya menyudutkan dengan politik dinasti. Pemilihan saya itu bukan serta merta dari Pak Narno turun ke Sri Mulyani. Semua melalui proses Pemilu. Mari kita langkahi dengan program opo, visi misinya opo. Kita adu program untuk memajukan kesejahteraan masyarakat Klaten," katanya.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya