Machfud: Sikap Mulia Nabi Muhammad Wajib Diamalkan, Termasuk di Politik

Momentum Maulid Nabi yang bertepatan dengan musim politik pilwali 2020 ini, dimaknai sebagai momen merefleksikan diri untuk kembali meneladani sosok agung yang dijamin menjadi penghuni surga.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2020, 18:45 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2020, 12:01 WIB
Calon Walikota Surabaya Machfud Arifin (Foto: Istimewa)
Calon Walikota Surabaya Machfud Arifin (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Calon Walikota Surabaya Machfud Arifin mengatakan, sikap mulia Nabi Muhammad SAW wajib diamalkan termasuk dalam berpolitik. Ia menegaskan, jika sikap politik Rasulullah diamalkan dalam pemerintahan, bukan tidak mungkin Indonesia terbebas dari jerat korupsi dan politik negatif.

"Keteladanan Rasulullah tidak terbantahkan dalam menegakkan syariat islam termasuk di dalam pemerintahan wajib bagi kita meneladani beliau dalam keseharian kita termasuk dalam berpolitik," ungkap Machfud saat menghadiri perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H, Kamis (29/10/2020).

Momentum Maulid Nabi yang bertepatan dengan musim politik pilwali 2020 ini, dimaknai sebagai momen merefleksikan diri untuk kembali meneladani sosok agung yang dijamin menjadi penghuni surga.

"Sebagai muslim kita harus memanfaatkan momentum ini untuk bersama-sama berkaca pada diri sendiri apakah yang kita kerjakan sudah sejalan dengan ajaran Islam dan sunnah Nabi Muhammad SAW," tutur Machfud.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim Jokowi-Ma'ruf di Pemilu 2019 ini juga menjelaskan terdapat empat sifat Rasulullah yang sudah seharusnya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang pertama adalah Sidiq, yakni bertindak sesuai dengan ucapan.

Menjadi masyarakat dan warga negara yang beringegritas. Yang kedua adalah amanah yang juga berarti berkredibilitas.

"Sebagai rakyat maupun pemimpin kita harus bertindak sesuai dengan ucapan bukan hanya pandai berucap namun tidak berbuat," kata Machfud.

Selanjutnya, Tokoh Pemimpin Surabaya yang dikenal peduli ini menjelaskan terkait sikap tabligh yang juga berarti komunikatif. Penyampaian pesan harus dapat dimengerti oleh masyarakat luas sehingga tidak menimbulkan kebingunan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Baik dan Jujur

Menyampaikannya pun juga harus menggunakan tata cara yang baik dan jujur kepada diri sendiri dan orang lain yang mendengarkan.

"Tentu saja terdapat perbedaan ketika berbicara kepada kaum intelektual dan masyarakat awam, maka dari itu harus pintar menyesuaikan kepada setiap lapisan masyarakat," jelas Cak Machfud.

Yang terakhir, Ia memaparkan terkait sikap fatonah. Seperti yang diketahui oleh seluruh umat Islam, kecerdasan dan kreatifitas Rasululllah SAW sangat menonjol.

Sebagai contoh ketika Nabi Muhammad melibatkan seluruh kepala suku di Kota Mekah untuk meletakkan batu Hajjar Aswad di Ka'bah dan ketika menyatukan kaum Anshar dan Muhajirin melalui ukhuwah Islamiyah di Madinah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya