Liputan6.com, Jakarta - Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar dikabarkan akan diduetkan dengan calon presiden (capres) PDIP Ganjar Pranowo. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut tengah mempertimbangkan Nasaruddin sebagai cawapres Ganjar.
Menanggapi hal itu, Nasaruddin mengaku akan melakukan solat istikharah sebelum mengambil keputusan perihal wacana diduetkan dengan Ganjar.
"Kalau saya biasa ngambil keputusan yang penting istikharah dulu, saya belum istikharah," kata Nasaruddin, saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (19/5/2023).
Advertisement
Saat ditanya apabila PDIP menawarkan posisi sebagai cawapres apakah akan diterima oleh Nasaruddin, dia menyebut akan diumumkan setelah melakukan istikharah.
"Tergantung bagaimana hasil istikharah nya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikabarkan tengah menyiapkan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar menjadi cawapres Ganjar Pranowo.
Nasaruddin Umar merupakan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.
Apa Pertimbangan Megawati?
Menurut sejumlah sumber, ada beberapa pertimbangan Megawati memunculkan nama Wakil Menteri Agama Republik Indonesia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini.
Antara lain, seorang NU tulen yang punya keilmuan mumpuni, basis NU kuat dan tidak ambisius dalam urusan politik.
"Iya nama Nasaruddin menguat," kata sumber merdeka.com di internal koalisi Jokowi saat berbincang dengan merdeka.com.
Pengurus PDIP merasa Nasaruddin ideal mendampingi Ganjar karena sesuai keinginan Megawati mengusung duet nasionalis-religius. Plus, Nasaruddin dianggap melengkapi Ganjar secara elektoral.
"Dari sisi intelektual masuk, sama profesor doktor. Dari sisi NU masuk, terus akar kuat itu. NU tulen orangnya enggak neko-neko," kata sumber.
Â
Reporter: Alma Fikhasari
Sumber: Merdeka.com
Advertisement