Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) semakin disukai oleh kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Penyebabnya karena PAN dinilai oleh kalangan NU telah menjadi partai yang mengedepankan gagasan dan program yang disukai oleh warga nadhliyin.
Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PAN Dapil Jatim VIII, Abdul Hakim Bafagih mengatakan pihaknya telah menjadi partai yang rasional seperti yang pernah disampaikan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Baca Juga
“Seperti kata Gus Yahya, Partai PAN sekarang bertranformasi sebagai partai yang rasional. Artinya, kami bertarung dengan gagasan dan program bagi pemilih,” kata Hakim.
Advertisement
Oleh sebab itu, warga NU pada akhirnya mulai banyak yang tertarik dan bergabung dengan PAN di Pemilu 2024. Hal tersebut tak terlepas dari pengaruh titah atau dawuh dari Gus Yahya yang memperbolehkan warga NU memilih PAN.
“Dawuh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, warga NU tidak haram memilih PAN. Saya juga sejak awal berkolaborasi dengan warga Nahdlatul Ulama,” ucapnya.
Lebih lanjut, menurut Hakim, transformasi PAN didasari dengan semakin berkembangnya zaman, di mana para pemilih tidak lagi terikat dengan ideologi tertentu. Saat ini, para pemilih lebih berpikir rasional dengan melihat program dan hasil kerja nyata yang dilakukan tokoh bangsa.
“Era modern sekarang kecenderungan memilih kandidat bukan lagi terkait ideologi, tapi pada produk politik alias program apa yang hendak diberikan atau diperjuangkan,” ungkapnya.
PAN Jadi Pengawal Aspirasi Warga NU
Partai Amanat Nasional (PAN) semakin menjadi wadah pengawal aspirasi bagi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin. Sebab, PAN saat ini banyak berisi tokoh-tokoh NU.
Calon Anggota Legislatif DPR RI PAN Dapil Jatim II, Gus Abdul Qodir mengatakan kehadiran tokoh-tokoh NU termasuk dirinya bertujuan untuk memperkuat kepentingan umat Islam di politik. Menurutnya, hadirnya tokoh-tokoh NU di PAN akan memberikan tenaga dalam perkembangan umat Islam melalui jalur politik.
“Harapa kita semua Partai Amanat Nasional mengawal aspirasi rakyat, betul-betul mengawal aspirasi dari kalangan nahdliyin,” kata Gus Qodir, Senin (14/8/2023).
PAN saat ini memang menjadi parpol favorit masyarakat NU untuk berjuang di jalur politik. Mulai dari Gus Ahmad Abdul Qodir dari pondok pesantren Syaikh Abdul Qodir Jailani, Gus Syaiful Nuri dari pondok pesantren Sidogiri Pasuruan, dan Gus Afif dari Pondok pesantren Amanatul Ummah Mojokerto.
Dia menambahkan, ketertarikan banyaknya tokoh NU yang bergabung dengan PAN tidak terlepas dari pernyataan Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf yang menyebut tidak haram memilih partai besutan Zulkifli Hasan tersebut. Ucapan tersebut dinilai sebagai sinyal lampu hijau dari Ketum PBNU kepada seluruh nahdliyin di Indonesia untuk mendukung dan bergabung bersama PAN.
“Ditegaskan oleh Dawuhnya Ketua Umum PBNU Gus Yahya, bahwasanya warga nahdliyin tidak haram mencoblos partai amanah nasional,” ucap Gus Qodir.
Selain itu, sikap PAN yang semakin terbuka dan merangkul juga turut memunculkan minat warga NU untuk bergabung. Menurutnya, semangat keterbukaan tersebut juga selaras dengan semangat warga NU dengan bersikap moderat terhadap siapa saja.
“PAN sekarang lebih terbuka untuk siapa pun, untuk latar belakang apapun, PAN lebih terbuka,” ungkap Gus Qodir.
Advertisement