Anies Baswedan Kalah di Survei, Sudirman Said: Kita Menikmati Jadi Underdog

Juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Sudirman Said angkat bicara mengenai hasil survei calonnya untuk Pemilu 2024 yang menempatkan posisi ketiga dari bacapres lainnya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Sep 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 15:00 WIB
Kemesraan Bacapres dan Bacawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar
Bakal Calon Presiden, Anies Baswedan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Juru bicara bakal calon presiden Anies Baswedan, Sudirman Said angkat bicara mengenai hasil survei calonnya untuk Pemilu 2024 yang menempatkan posisi ketiga dari bacapres lainnya.

Dia pun mengingatkan hasil Pilkada DKI Jakarta 2017, di mana Anies keluar sebagai pemenang.

"Pada waktu di DKI kita tahu, bahkan sebagian besar lembaga survei meramalkan tidak akan masuk putaran kedua. Tapi ternyata berjalannya waktu ada momentum, ada simpati publik yang terus mencuat," kata Sudirman di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).

Dia mengungapkan, saat Pilkada Jakarta 2017 dari hasil berbagai lembaga survei sebagaian besar menyudutkan Anies. Namun menurutnya hal itu yang justru membuat pihaknya dapat survive.

"Kita apresiasi hasil apapun, kami malah tanda kutip seperti menikmati underdog. Supaya bergerak dengan lebih lincah," jelas Sudirman.

Berkaca hal tersebut, Sudirman mengaku optimis mantan Gubernur DKI Jakarta itu dapat memenangkan Pilpres 2024 nanti.

Terlebih beberapa waktu lalu, ia mengkalim pihak Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) telah menyatakan dukungan untuk pasangan Anies-Imin.

"Pada hari Selasa yang lalu itu KSPSI, itu konfederasi paling besar, itu menyampaikan dukungan resmi dan itu setelah melalui diskusi-diskusi di daerah-daerah, diakumulasi menjadi dukungan secara nasional," ungkap dia.

Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar yang baru dideklarasikan.

Survei digelar pada 5 September melalui telepon setelah Anies-Cak Imin dideklarasikan pada 2 September.

Saat Anies-Cak Imin dihadapkan dengan Ganjar Pranowo yang dipasangkan dengan Ridwan Kamil, serta Prabowo Subianto yang dipasangkan dengan Erick Thohir.

Hasilnya, elektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen. Ganjar-RK unggul dengan angka 35,4 persen dan Prabowo-ET sebagai runner-up dengan elektabilitas 31,7 persen. Responden yang belum menjawab 16,4 persen.

 

 

Belum Disimpulkan

Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan, tidak dapat disimpulkan apakah Anies-Cak Imin mendapatkan respon positif atau negatif setelah dideklarasikan. Karena tidak ada data duet itu sebelumnya.

Hanya saja dalam survei individual, elektabilitas Anies mencapai 20 persen. Maka ketika berpasangan dengan Cak Imin memperlihatkan belum ada kenaikan.

"Artinya, ketika Anies berpasangan dengan Muhaimin, data ini menunjukkan suara Anies belum mengalami kenaikan." Kata Saiful dalam keterangannya, Kamis (14/9/2023).

Ia menjelaskan, selama Anies didukung NasDem, PKS dan NasDem, suaranya ketika dijumlahkan mencapai 20 persen. Ketika dipasangkan dengan Cak Imin hanya 16 persen mencerminkan dukungan itu hanya berasal dari kekuatan dari NasDem dan PKB saja, atau NasDem dan PKS saja.

"Jika suara Anies-Muhaimin sekarang sekitar 16 persen, ini mungkin mencerminkan kekuatan dua partai, bisa PKB dengan Nasdem atau Nasdem dengan PKS," jelas Saiful.

Artinya, Anies tidak atau kurang memiliki pemilih independen karena hanya berasal dari partai pengusung. Anies tidak memberikan efek ekor jas kepada partai pengusungnya.

 

Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya