Siti Atikoh Harap Banyak Pembatik Menerapkan Eco Friendly untuk Menjaga Alam

Istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menyempatkan berkunjung ke Zie Batik, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Des 2023, 23:14 WIB
Diterbitkan 17 Des 2023, 19:22 WIB
Istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti
Istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menyempatkan berkunjung ke Zie Batik, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta Istri calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menyempatkan berkunjung ke Zie Batik, Gunungpati, Semarang, Jawa Tengah.

Tak hanya melihat proses pembatikan, tapi dia juga ikut menjajal proses batiknya. Diketahui, Zie Batik merupakan perusahaan yang memproduksi batik dengan pewarna alami yang ramah lingkungan serta pemanfaatan limbah dan pembudidayaan tanaman langka.

Siti Atikoh sempat berkelakar bahwa dirinya tak pandai dalam urusan seni. Namun, saat dia memegang canting batik dan mulai menggurat, tak ada yang keluar dari pola.

Wanita lulusan S2 Tokyo of University ini pun senang karena Zie Batik juga sudah membagikan ilmunya ke berbagai kalangan.

“Ini melihat proses pembatikan, yang khas dari batik ini adalah memakai warna alami, jadi pakai indigo, mangrove, ini sudah eco friendly dan sudah ada ekspor. Dan di sini sudah ada mau menerima adik-adik, teman-teman yang mau belajar dari sisi pembatikannya, pewarnaannya maupun manajemennya,” kata Siti Atikoh.

Dia pun mengungkapkan, sebagai orang Jawa, sudah pasti menyukai batik dan mempunyai kewajiban untuk melestarikannya. “Sekaligus untuk mempromosi batik yang ada,” tutur Siti Atikoh.

Dia juga menuturkan, memang banyak memiliki koleksi batik. Namun, tak sebanyak suaminya.

“Lumayan tapi tidak sebanyak Mas Ganjar, Mas Ganjar banyak banget,” ungkapnya.

Siti Atikoh juga menuturkan, produk batik yang eco friendly ini sebenarnya sudah diterima dan mempunyai pasar tersendiri di luar negeri. Apalagi banyak yang sudah menghindari pewarna sintetis.

“Justru yang agak susah itu di Indonesia karena harganya berbeda ya yang perwarna sintetis,” bebernya.

Bisa Bergeser

Walau demikian, menurutnya, sudah banyak masyarakat dan peduli untuk berpindah ke batik yang eco friendly. Salah satunya demi menjaga kelestarian alam.

“Masyarakat semakin sadar, bahwa mereka memakai batik eco friendly, jadi mereka juga melestarikan alam tidak ada pencemaran. Yang kedua, harapannya banyak pembatik yang bergeser kepada pengguna pewarna alam,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya