Ganjar Pranowo Siapkan 3 Strategi Turunkan Harga Bahan Pokok

Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyiapkan tiga strategi menurunkan harga bahan pokok. Strategi itu sudah berhasil diterapkan saat dia menjabat gubernur di Jawa Tengah dua periode.

oleh Muhammad Radityo PriyasmoroFachrur Rozie diperbarui 19 Des 2023, 15:49 WIB
Diterbitkan 19 Des 2023, 12:26 WIB
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menghadiri acara konsolidasi relawan pemenangan di Rest Area Bumdes, Desa Beran, Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyiapkan tiga strategi menurunkan harga bahan pokok. Strategi itu sudah berhasil diterapkan saat dia menjabat gubernur di Jawa Tengah dua periode.

Saat ditemui di acara konsolidasi relawan pemenangan di Kepil, Wonosobo, Senin, 18 Desember 2023, Ganjar mengungkapkan strategi itu yang pertama adalah data. Pemerintah harus memiliki satu data pertanian Indonesia.

"Yang pertama kedataan, lahan petani dan petaninya. Maka dengan sistem pendataan yang baik atau satu data pertanian Indonesia, insyaAllah akan mempermudah dalam pengelolaan ketahanan sampai kedaulatan pangan kita," ujarnya.

Ganjar telah berkeliling dan blusukan ke pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Capres berambut putih ini mengaku kerap mendapat keluhan soal naik-turun harga bahan pokok.

Di sisi lain, petani yang memproduksi bahan baku mengalami banyak kendala, terutama pupuk. Sehingga, program yang telah sukses di Jawa Tengah akan diterapkan di tingkat nasional.

Strategi kedua, kata Ganjar yakni peta komoditas Indonesia. Ganjar menyebut keberagaman komoditas sangat dibutuhkan agar tidak terfokus dalam satu jenis makanan yang diproduksi.

"Maka saya katakan, yuk kita kembali pada kekuatan lokal. Maka kalau terdata dengan baik input dan output sudah terlihat, baru kita akan bicara kuantitas berapa yang bisa diproduksi sesuai dengan kebutuhan penduduk," lanjutnya.

Strategi Ketiga

Ganjar menyebut, jika produksi pertanian melebihi angka kebutuhan, maka pemerintah bisa mengekspor ke negara yang membutuhkan.

"Sampai kemudian kalau sisa, bisa ekspor," paparnya.

Strategi ketiga yang tak kalah penting yakni pemerintah harus menyediakan bantuan sarana produksi (Saprodi) dan sarana produksi pertanian (Saprotan) kepada petani.

"Sampai titik itu kita mulai bicara saprotan dan saprodi apa yang diberikan untuk sarana produksinya dan pertaniannya. Maka modernisasi juga dilakukan, termasuk kemudian menyiapkan pupuk, obat, alat dan mesin pertanian (alsintan) selama proses sampai keluar menjadi produk," jelasnya.

Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas

Selain kualitas dan kuantitas produksi, Ganjar juga akan mengembalikan fungsi Bulog agar pangan tidak bisa diliberalisasi. Sehingga, keberadaan Bulog mampu menjaga stabilitas harga dari produsen hingga pasar.

"Bulog dikembalikan pada fungsi awal. Yakni Bulog yang nantinya akan membeli hasil produksi langsung dari petani. Sehingga tidak bisa diliberalisasi, dan bisa menjaga kestabilan harga," terangnya.

Capres yang berpasangan dengan Mahfud Md itu akan terus mendorong Indonesia menjadi negara yang berdikari dalam pertanian.

"Kalau kita bisa produksi kenapa tidak. Itulah berdikari. Inilah yang pernah kita praktikkan di Jawa Tengah," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya