Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Survei Indikator Politik merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas capres-cawapres hingga parpol pasca debat yang digelar KPU yang digelar pada Jumat, 22 Desember 2024.
Salah satu hasilnya adalah, elektabilitas PDI Perjuangan (PDIP) masih teratas. Namun angkanya anjlok dibanding survei akhir November lalu.
Baca Juga
“Survei terbaru elektabilitas PDIP di angka 19,1 persen. Sementara sebelumnya di angka 23,5 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Selasa (26/12/2023).
Advertisement
Di posisi kedua, ada Partai Gerindra dengan 18,2 persen. Angka itu meningkat tajam dari sebelumnya yakni 16,9 persen.
Burhanuddin menyoroti penurunan suara PKS di survei, sementara PSI meningkat. PKS turun dari 5,5 persen menjadi 4,4 persen, sedangkan PSI naik dari 1,6 persen menjadi 2,4 persen.
Berikut data terbaru elektabilitas parpol usai debat versi Indikator Politik:
- PDIP: 19,1 persen
- Gerindra: 18,2 persen
- Golkar: 9,3 persen
- PKB: 7,8 persen
- NasDem: 6,2 persen
- Demokrat: 6 persen
- PKS: 4,5 persen
- PAN: 4,4 persen
- PPP: 2,8 persen
- PSI: 2,4 persen
- Perindo: 1,7 persen
Survei Indikator: Prabowo-Gibran di Posisi Puncak
Di sisi lain, Lembaga penelitian Indikator Politik Indonesia juga merilis hasil survei terbaru terkait tren elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pasca debat perdana.
Hasilnya, pasangan nomor urut dua, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mengalami kenaikan elektabilitas dibandingkan paslon lain.
"Elektabilitas Anies sedikit turun, elektabilitas Prabowo-Gibran sedikit naik. Elektabilitas Ganjar stagnan," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Selasa (26/12/2023).
Burhanuddin menyebut, elektabilitas Prabowo-Gibran adalah 46,7 persen. Dibandingkan pada November 2023 45 persen menjadi 45,6 persen pada 3-5 Desember 2023.
Sementara, pasangan calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di urutan kedua dengan elektabilitas 24,5 persen.
Ganjar-Mahfud mengalami stagnasi dibandingkan hasil survei November 2023 elektabilitasnya 23,7 persen, lalu bergerak pada angka 23,8 persen pada 3-5 Desember 2023.
Sementara paslon nomor urut satu, Anies-Muhaimin mengalami penurunan elektabilitas. Dari 23 persen pada November 2023, menjadi 22,3 persen pada 3-5 Desember, dan 21 persen pada 23-24 Desember 2023.
Advertisement
Anies Tak Mengalami Kenaikan Signifikan
Sementara, Anies awalnya namun angkanya tidak mengalami kenaikan signifikan setahun belakangan. Burhanuddin menduga karena tingkat kepuasan kinerja terhadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi cukup tinggi.
"Anies sudah lama nyalip Prabowo. Tapi kemudian trennya menurun. Alasannya approval rating Jokowi cenderung naik sepanjang 2023," kata dia.
Adapun survei dilakukan pada 23-24 Desember 2023 melalui wawancara telepon kepada 1217 responden yang dipilih dengan metode random digit dialing (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Margin of error kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.