Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, bertemu lagi dengan Wilfrida Soik. Dia adalah tenaga kerja wanita asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diselamatkan Prabowo dari hukuman mati oleh Pengadilan Malaysia karena kasus pembunuhan terhadap majikannya.
Pertemuan antara Prabowo dan Wilfrida Soik terjadi saat acara Deklarasi Nasional Aliansi Advokat Indonesia untuk mendukung pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran pada pilpres 2024 yang digelar di salah satu Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (28/1/2023).
Adalah pengacara kondang, Otto Hasibuan, yang memfasilitasi pertemuan itu via zoom meeting.
Advertisement
Dalam pertemuan itu, Wilfrida Soik tak kuasa menahan haru. Dia menghaturkan terima kasih karena mantan Danjen Kopassus itu telah menyelamatkan nyawanya.
"Saat itu Pak Prabowo datang seperti malaikat," kata Wilfrida.
"Saya memang terima kasih kepada Pak Prabowo. Saya tidak mampu untuk membayar kebaikan Pak Prabowo terhadap saya. Saya hanya mampu berdoa untuk Pak Prabowo," sambung Wilfrida.
Wilfrida Soik bercerita sewaktu masih mendekam di penjara. Prabowo datang menemuinya. Padahal, sebelumnya ia sama sekali tidak mengenal sosok Prabowo.
"Dia mau menolong saya dari hukuman mati," ujar Wilfrida.
"Iya. Dia menyewa pengacara. Yang bayar pengacara, Pak Prabowo," ujar Wilfrida.
Tak hanya sampai situ, Prabowo bahkan sering hadir menyaksikan persidangan secara langsung.
"Sering saya di pengadilan, Pak Prabowo ada di pengadilan. Lebih kurang lima kali. Ia hadir di sidang juga," ujar Wilfrida.
Wilfrida Soik: Kalau Tidak Ada Pak Prabowo Saya Sudah Dihukum Mati
Otto kemudian memberikan kesempatan Wilfrida Soik untuk berdialog langsung dengan Prabowo via virtual.
"Mau ketemu Pak Prabowo?" kata Otto.
"Mau," jawab Wilfrida Soik.
Prabowo pun kemudian menyapa dan bercakap-cakap dengan Wilfrida Soik.
"Bu Wilfrida di mana," tanya Prabowo.
"Atambua, Pak," jawab Wilfrida.
"Tinggal di dalam Atambua atau di luar Atambua," tanya Prabowo.
"Di luar Atambua," jawab Wilfrida.
"Berapa jam dari kota," tanya Wilfrida.
"Dari Atambua ke kampung kurang lebih 1 jam," jawab Wilfrida.
"Itu yang di sebelah ibu ya? Wilfrida agak lebih gemuk ya," kata Prabowo.
"Wilfrida sudah punya suami kah," tanya Prabowo.
"Sudah, Pak," jawab Wilfrida.
"Anak sudah berapa," tanya Prabowo.
"Belum belum punya anak, Pak," jawab Wilfrida
Capres yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu berjanji akan menemui Wilfrida. "Nanti kalau saya ke Atambua saya cari Bu Wilfrida ya. Di situ ada politeknik dari Universitas Pertahanan, jadi saya sering nengok mereka. Saya enggak tahu Bu Wilfrida ada di Atambua. Nanti saya cari Bu Wilfrida," ujar Prabowo.
Prabowo kembali melemparkan pertanyaan.
"Bu Wilfrida sudah punya pekerjaan kah," kata Prabowo.
"Kerja saya kerja tani," jawab Wilfrida.
"Waktu di Johor Baru bekerja di rumah sakit," tanya Prabowo.
"Iya di rumah sakit," ujar Wilfrida.
Prabowo menutup pembicaran dengan menyampaikan keinginannnya. Sementara itu, Wilfrida mengucapkan terima kasih kembali ke Prabowo.
"Saya terima kasih banyak-banyak kepada Pak Prabowo. Kalau enggak ada Pak Prabowo saya sudah dihukum (mati)," ujar Wilfrida.
Advertisement
Cerita Prabowo Selamatkan Wilfrida Soik dari Hukuman Mati di Malaysia
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, pernah menyelamatkan nyawa seorang tenaga kerja wanita asal NTT, Wilfrida Soik, dari hukuman mati. Kenangan itu kembali diingatkan oleh pengacara kondang, Otto Hasibuan.
Otto juga memfasilitasi pertemuan Prabowo dengan Wilfrida Soik melalui zoom meeting saat acara Deklarasi Nasional Aliansi Advokat Indonesia untuk mendukung pasangan nomor urut, 2 Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 yang digelar di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (28/1/2023).
"Pak Otto kok bisa ingat, saya hampir lupa karena memang begitu banyak kesibukan, tapi bagi saya yang penting beliau Wilfrida bisa hidup dengan bahagia sekarang. Yang jelas kelihatan bahagia karena lebih gemuk, dulu sangat kurus," kata Prabowo.
Prabowo kemudian menceritakan, awal mula pertemuan dengan Wilfrida Soik. Mulanya, ia menerima laporan dari salah seorang aktivis perempuan.
"Waktu itu memang ada yang laporan ke saya, ada Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Kelantan, Malaysia. Dia sudah kena vonis dan ada yang tanya apakah bisa saya bantu," ujar Prabowo.
"Karena yang sampaikan ke saya memang aktivis yang bergerak untuk perempuan dan beliau tahu bahwa saya punya hubungan baik di Malaysia," Prabowo menambahkan.
Mendengar aduan itu, Prabowo langsung menghubungi rekannya yang berada di Malaysia. Prabowo hendak mencari pengacara hebat untuk membantu membela Wilfrida selama menjalani proses hukum.
"Langsung saya telepon kawan saya. 'Kau kenal advokat yang hebat atau tidak. 'Oh iya ini ada yang saya kenal'," kata Prabowo.
Singkat cerita, Prabowo diperkenalkan dengan sosok pengacara yang konon salah satu advokat terbaik yang ada di Malaysia. Itulah, kata dia, awalnya bisa terlibat membantu Wilfrida.
Dalam kesempatan itu, Prabowo memuji sosok advokat yang membantu Wilfrida. Sebab, dia menolak untuk diberi uang. Namun, Prabowo tetap membayar sesuai dengan perjanjian karena telah membantu Wilfrida.
"Karena begitu dia pelajari masalahnya, dia tahu bahwa si Wilfrida ini tidak bersalah dan sebagainya. Walaupun begitu saya enggak enak, punya harga diri sebagai bangsa Indonesia. Begini-begini mantan Jenderal, kan begitu. Mantan Letnan Jenderal. Jadi akhirnya saya bayar," ujar Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menerangkan, ia selalu memegang prinsip untuk membantu meringankan penderitaan orang, apalagi orang itu dinilai layak untuk diberi bantuan.
"Saya dulu dan sampai sekarang punya pendapat kalau kita bisa bantu orang kenapa tidak dibantu? Harus dibantu. Harus dibantu," ujar Prabowo.