Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyoroti kinerja Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada pelaksanaan pemilu 2024. Megawati mempertanyakan keberadaan lembaga tersebut selama ini.
"Eh, Bawaslu ke mana kamu? Ke mana kamu?" kata Megawati saat orasi di kampanye akbar pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud, yang bertajuk Harapan Jutaan Rakyat (Hajatan Rakyat) dan Konser Salam Metal 03 Menang Total di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).
Baca Juga
Megawati mengatakan, Bawaslu telah diberikan kewenangan untuk mengawasi dan menindak pelanggar pemilu, namun kenyataanya tidak demikian.
Advertisement
"Namanya keren, badan pakai pengawas pengawas, tapi yang diawasi siapa?" ucap Megawati.
Megawati kemudian mengungkapkan terkait kasus penurunan bendera PDIP oleh oknum aparat menjelang kedatangan Presiden Jokowi ke Wonosari, Gunungkidul, pada Senin malam (29/1/2024).
Mengawati menegaskan tidak sepatutnya seorang aparat melakukan hal tersebut.
"Eh jelek-jelek saya pernah panglima tertinggi lho, tidak pernah terhapus lho, karena saya disebut presiden kelima Republik Indonesia. Boleh dong sekali-kali sombong. Udah begitu saya pernah wapres lho. Eh enak aja anak-anak saya terus mau kenapa sih kalian dibegitukan," ujar Megawati.
Sebelumnya, seorang warga mencoba membentangkan spanduk bertuliskan "Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pintar, Kami Pilih Ganjar" saat rombongan kepresidenan melintas di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta, Senin (29/1/2024), sehari sebelum kedatangan Jokowi ke Gunungkidul.
Aksinya itu terekam kamera warga dan menjadi viral di media sosial, sebab diduga ada aksi intimidatif yang dilakukan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Pendukungnya Diduga Dianiaya Aparat Keamanan, Ganjar: Anda Tahu kan Itu Rakyat?
Calon presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyoroti tindakan aparat keamanan yang diduga menganiaya seorang warga saat menyambut kedatangan Presiden Jokowi di Wonosari, Gunungkidul.
Saat itu pria tersebut membentangkan poster dukungannya terhadap pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
"Aparat tenang saja, enggak perlu dengan kekerasan. Anda tahu kan itu rakyat? Jadi para oknum hati-hati," ujar Ganjar Pranowo di Pontianak, Rabu (31/1/2024).
Menurut Ganjar, salah satu pendukungnya itu hanya ingin menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap presiden RI ke-7 ini. Cara penyampaiannya pun dinilai Ganjar masih wajar.
"Itu ekspresi rakyat. Mungkin ingin menyampaikan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya. Masa sih gitu aja baper (terbawa perasaan). Kalau hanya sekadar membentangkan spanduk begitu ya enggak apa-apalah, biasa saja," kata Ganjar.
Ganjar juga menyinggung para politikus untuk menyadari bahwa saat ini masyarakat Indonesia sudah pintar menilai dan mengawasi setiap kebijakan maupun tindakan yang dilakukan mereka.
"Keberanian-keberanian masyarakat muncul mestinya disadari betul oleh kita semua para politisi agar kita tidak bisa main-main, karena rakyat mengontrol. Termasuk bansos dan lainnya, jangan disalahgunakan dan ditunggangi kepentingan politik, karena itu hak rakyat," jelas Ganjar.
Ganjar pun mengapresiasi tindakan Ketua DPC PDIP Endah Subekti Kuntariningsih membela pria yang membentangkan poster bertuliskan "Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pintar, Kami Pilih Ganjar".
"Saya apresiasi betul ke Mbak Endah di sana turun tangan, bisa menyelamatkan. Tidak takut, perempuan lagi. Jadi menurut saya, lihatlah kalau ada kekerasan, awas ya, rakyat merespons," ujar Ganjar
Politikus PDIP itu menyatakan tidak melarang para pendukungnya untuk menyampaikan aspirasi di muka umum. Akan tetapi ia berpesan agar disampaikan secara baik.
"Para relawan jika ingin menyampaikan berikan secara sopan, secara baik, sampaikan saja," kata capres yang diusung PDIP, PPP, Perindo dan Hanura.
Advertisement
PDIP Tunggu Respons Jokowi
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kritiyanto menyatakan pihaknya masih menunggau tanggapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait kasus penurunan bendera PDIP oleh oknum aparat menjelang kedatangan Jokowi ke Wonosari, Gunungkidul, pada Senin malam (29/1/2024).
Selain itu, menurut Hasto, pihaknya juga menunggu seperti apa tanggapan dari Jokowi sebelum mengambil sikap terkait banyaknya dugaan oknum aparat yang tidak netral di pemilu 2024.
"Kami menunggu respons dari Bapak Presiden terkait dengan upaya-upaya menurunkan bendera peserta pemilu," kata Hasto.
Hasto mengingatkan selama ini intimidasi oleh aparat dibalas dengan kesabaran oleh pihaknya. Namun, kini ia menyebut tidak bisa lagi hanya berdiam diri.
"Sebelumnya kami menempuh jalan kesabaran, tetapi ketika ini sudah berkaitan dengan struktur kami di tingkat paling bawah dan mereka menyatakan akan membela bendera PDIP yang sudah dikibarkan dengan penuh militansi menjaga bendera itu, maka itu simbol gerakan rakyat," tegas Hasto.
Kata Hasto, PDIP sama dengan Gerindra, Golkar, PKB, PPP, dan parpol lain yang merupakan peserta pemilu, haknya dijamin oleh undang-undang. Tetapi mengapa benderanya dilarang untuk dikibarkan.
"Kami menunggu tanggapan terlebih dahulu. Kami menunggu tanggapan terhadap rakyat yang telah menjadi korban akibat tindak kekerasan yang tidak perlu," ujar Hasto.
Hasto pun menyinggung keberpihakan Jokowi pada salah satu pasangan capres-cawapres tertentu pada pemilu 2024.
"Kalau mau berpihak seperti itu buat apa dilaksanakan pemilu? Buat apa demokrasi kalau rakyatnya menjadi (korban) diskriminasi?" tegas Hasto.