Balas Pernyataan Luhut, Anies Baswedan: Kritik Itu Bagian dari Demokrasi

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan respons terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 15 Mar 2024, 18:29 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2024, 18:29 WIB
Jokowi Pimpin Ratas Transportasi Jabodetabek
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbincang dengan Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan sebelum mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (8/1). Ratas itu membahas pengelolaan transportasi di Jabodetabek. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan respons terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menyindir pihak yang selalu mengkritik pemerintah dengan sebutan jelek. Luhut pun mempersilahkan yang mengkritik untuk pindah dari Indonesia.

Anies Baswedan mengatakan, sebuah kritik yang datang dapat dijadikan proses pembelajaran. Berdasarkan pengalaman yang dirasakan Anies saat menjabat Gubernur DKI Jakarta maupun di pemerintahan, kritik yang datang padanya selalu dijadikan pembelajaran.

“Ini pengalaman saya di pemerintahan ya, ketika kita berada di pemerintahan maka pertanyaan, komentar, kritik itu harus dipandang sebagai proses pembelajaran pada publik,” ujar Anies di Depok, Jawa Barat, Jumat (15/3/2024).

Calon Presiden RI Ini menuturkan, kritik yang diberikan kepadanya saat menjadi bagian pemerintahan, adalah bahan untuk memberikan jawaban. Dengan begitu, kritikan yang diberikan dapat dijelaskan lewat media dan dimengerti masyarakat.

“Seperti sekarang ini saya sedang ditanya media. pertanyaan teman media, kritik teman media itu adalah bahan untuk saya jawab, untuk saya menjelaskan sehingga rakyat banyak akan mendengar nanti bagaimana kebijakan pemerintah itu penjelasannya lebih lengkap, dengan apa? Dengan ada komentar, pertanyaan kritik, sanggahan,” terang Anies.

Adanya kritik dan pemberian jawaban menjadikan gambaran akan pentingya prinsip dalam berdemokrasi dan kebebasan berbicara. Kritik yang datang harus dilihat sebagai kesempatan untuk menjelaskan pada publik “Tapi bukan kemudian yang kritik jadi salah,” ungkap Anies.

Mantan Menteri Pendidikan ini mengingatkan, terdapat tiga hal prinsip demokrasi, yakni kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah, pemilu yang adil jujur bebas, dan adanya ruang bagi oposisi. Hal itulah yang menjadi pedomannya pada prinsip demokrasi.

“Jadi memang segalanya sifatnya seimbang. Nah, saya melihat itu bagian dari prinsip dasar demokrasi,” tutur Anies.

 

Kritik Luhut

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta tidak menjelek-jelekan segala sesuatu yang telah dilakukan Pemerintah.

Hal itu diucapkan luhut saat menghadiri Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2024 di Bali, Kamis (7/3/2024).

“Kita semua harus bangga jadi orang Indonesia, kita kritik bangsa kita tapi kritik yang membangun. Jangan kritik merasa semua jelek, kalau jelek pindah aja kau dari Indonesia ini,” tegas Luhut.

 

Beri Contoh

Luhut menegaskan, pejabat harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat. Salah satunya seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Contoh seperti Pak Jokowi, dia beri tauladan," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya