Menyikapi Pilkada 2024, Gereja Kristen Diimbau Tetap Jaga Kebinekaan dan Netralitas

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Jeane Marie Tulung mengingatkan peran gereja Kristen jelang Pilkada 2024, di mana terus menjaga nilai kebinekaan yang jadi dasar negara Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Mei 2024, 15:43 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2024, 23:37 WIB
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Jeane Marie Tulung.
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Jeane Marie Tulung. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama (Kemenag) Jeane Marie Tulung mengingatkan peran gereja Kristen jelang Pilkada 2024, di mana terus menjaga nilai kebinekaan yang jadi dasar negara Indonesia.

"Gereja di Indonesia sebaiknya mengambil posisi yang inklusif, toleran, dan mendukung keadilan serta kesejahteraan bagi semua golongan masyarakat, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, atau golongan," kata dia dalam keterangannya, Senin (20/5/2024).

Pihaknya pun mendorong Partisipasi Aktif namun Netral. Di mana, gereja dapat mengajak jemaatnya untuk aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi, seperti memilih dengan bijak, namun tetap menjaga netralitas gereja sebagai institusi.

"Hal ini penting untuk menghindari politisasi agama yang bisa memecah belah jemaat," ungkap Jeane.

Dia pun mengingatkan, untuk mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di tengah kebinekaan.

"Firman Tuhan mengajarkan untuk mengasihi sesama tanpa memandang perbedaan, dan hal ini relevan dalam konteks politik dimana persatuan bangsa harus tetap terjaga," ungkap Jeane.

Selain itu, dia pun berharap bisa mengkampanyekan anti kekerasan serta tetap menjaga toleransi.

"Dalam masa kampanye yang seringkali panas dan penuh dengan retorika yang memecah belah, gereja harus berdiri sebagai pilar yang mengkampanyekan anti-kekerasan dan toleransi. Ini sesuai dengan ajaran Yesus Kristus yang mengajarkan perdamaian dan cinta kasih," tutur Jeane.

 

Pendidikan Politik yang Beretika

Jeane pun menuturkan, pentingnya gereja bisa dapat berperan dalam memberikan pendidikan politik yang beretika kepada jemaatnya.

"Hal ini bisa dilakukan melalui seminar, khotbah, dan diskusi yang mengarahkan jemaat untuk memahami pentingnya memilih pemimpin yang berintegritas, jujur, dan berdedikasi untuk melayani masyarakat," tutur dia.

Selain itu, Jeane berharap, gereja harus mendorong dan mendukung kebijakan-kebijakan yang pro-kesejahteraan masyarakat, terutama yang memperhatikan kaum marginal dan mereka yang kurang beruntung.

"Ajaran Kristiani tentang kasih dan keadilan harus tercermin dalam dukungan terhadap program-program yang berorientasi pada keadilan sosial," tuturnya.

 

Pegang Peranan Penting

Jeane menuturkan, dengan sikap-sikap tersebut, gereja di Indonesia bisa memainkan peran yang konstruktif dalam menjaga kebinekaan dan memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik serta membawa manfaat bagi seluruh masyarakat.

"Sikap ini tidak hanya sejalan dengan nilai-nilai Kristiani, tetapi juga dengan prinsip-prinsip Pancasila yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya