PDIP Sebut Ada Peran Mulyono Gagalkan Anies di Jabar, NasDem: Kita Tidak Merasa Ditekan

Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono memberikan petunjuk siapa dalang gagalnya pencalonan Anies Baswedan di Pilkada Jawa Barat 2024. Dia menyebut nama Mulyono dan geng.

oleh Tim News diperbarui 31 Agu 2024, 12:20 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2024, 12:20 WIB
Anies Baswedan
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri pembukaan Kongres Nasdem di JCC, Jakarta. (Tim News).

Liputan6.com, Jakarta Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono memberikan petunjuk siapa dalang gagalnya pencalonan Anies Baswedan di Pilkada Jawa Barat 2024. Dia menyebut nama Mulyono dan geng.

Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal DPP NasDem, Hermawi Taslim menepis adanya tekanan.

"Kalau mungkin ada yg merasa ditekan, tekanan itu kan perasaan kalau merasa ditekan ya merasa sendiri. Kita tidak merasa ditekan," kata dia dikutip Sabtu (31/8/2024).

Hermawi menuturkan, perhitungan tidak mengusung Anies dalam Pilkada Jakarta diputuskan NasDem tidak berdasarkan tekanan.

Menurutnya, sebagaimana yang disampaikan Ketua Umum Surya Paloh, Pilkada 2024 ini bukan momentum tepat bagi Anies.

"Yang jelas ya, penentuan calon-calon pilkada itu kan semua ini pilkada kecuali Jogja. Kita tetap menegakkan kemandirian dan kedaulatan kita," kata Hermawi.

Sebelumnya, Ono Surono mengatakan, Anies Baswedan memenuhi semua unsur kriteria untuk memimpin Jawa Barat. Kapasitas dan pengalaman memimpin wilayah DKI Jakarta, bisa diterapkan di wilayah Jabar. Komunikasi di antara kedua belah pihak sudah intens sejak Rabu,28 Agustus 2024). Hingga Kamis, 29 Agustus 2024 sore, pembahasan pengurus partai di tingkat pusat sudah positif. 

Pengurus PDIP di Jabar bahkan sudah diminta untuk mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan keperluan pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar. Namun, semua tiba-tiba berubah pada malam hari. Dia menegaskan, semua upaya yang sudah dilakukan diganggu oleh pihak luar. 

"Kita menghadapi sebuah tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui Pak Anies diusung oleh PDIP Perjuangan, kekuatan-kekuatan yang sangat besar itu pada akhirnya membuat Pak Anies tidak jadi diusung oleh PDI Perjuangan,” kata Ono di Kantor KPU Jabar, Jumat (30/8) dini hari.

"Kami di Jawa Barat tentunya sangat mempunyai keinginan Pak Anies diusung di Jawa Barat. Kami menilai bahwa yang sudah mengerucut pada akhirnya bubar itu karena ada tangan-tangan dari luar yang tidak menghendaki Pak Anies diusung di Jabar,” dia melanjutkan.

Mengenai bentuk penjegalan upaya pencalonan Anies, Ono mengaku tidak bisa mengungkapnya secara detil. Hanya saja, ia memberikan petunjuk siapa dalang dari dinamika yang terjadi.

"Mulyono dan geng, Tulis saja Mulyono” tegas dia.

PDIP Ungkap Penghambat di Balik Gagalnya Anies Maju di Pilkada 2024

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa keputusan PDIP untuk tidak mengusung Anies Baswedan dalam Pilkada 2024 bukan disebabkan oleh penolakan dari dalam partai. Hasto menjelaskan bahwa kesepahaman antara PDIP dan Anies Baswedan telah terjalin.

"Bukan karena penolakan internal, sebab kesepahaman itu sudah terbangun. Bahkan, selama satu setengah jam kami juga menjelaskan pemikiran-pemikiran Bung Karno dan Ibu Megawati Sukarnoputri dari perspektif geopolitik," ujar Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Jakarta Pusat, pada Jumat dini hari (30/8/2024).

Hasto juga menambahkan bahwa perhatian terhadap umat Islam telah menjadi bagian dari diskusi, mengingat Bung Karno pernah mendapatkan gelar pendekar dan pembebas bangsa Islam dalam konferensi Islam Asia Afrika.

 

Sudah Bertemu Elite

Dalam konteks Pilkada 2024, Hasto menyebutkan bahwa Anies Baswedan telah bertemu dengan sejumlah elite PDIP. Namun, Hasto mengungkapkan adanya kekuatan eksternal yang menciptakan batasan sehingga PDIP dan Anies tidak dapat menjalin kerja sama.

"Pak Anies saat itu sering bertemu dengan Pak Aming, Ketua DPD, kemudian Pak Ahmad Basarah, Pak Said Abdullah, dan juga bertemu dengan saya. Kami membahas gagasan-gagasan besar yang berlandaskan pemikiran para pendiri bangsa dalam sidang BPUPK," jelas Hasto Kristiyanto.

"Namun, rakyat dan pendukung Pak Anies memahami bahwa ada kekuatan-kekuatan yang saat ini memegang kekuasaan yang mencoba menciptakan berbagai hambatan politik untuk mencegah terjalinnya kerja sama tersebut," ungkap Hasto.

 

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya