Suara Meningkat, Pramono Anung-Rano Karno Disebut Basis Pemilihnya Meluas

Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis elektabilitas kandidat Gubenur dan Wakil Gubernur yang bertarung di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta 2024, di mana menempatkan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno di posisi teratas.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 24 Okt 2024, 00:51 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 20:51 WIB
Pramono: Semua Ketum Parpol Teman Saya, Nanti Mungkin Ada yang CFD Bareng
Calon Gubernur Jakarta Nomor Urut 3, Pramono Anung. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis elektabilitas kandidat Gubenur dan Wakil Gubernur yang bertarung di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Jakarta 2024, di mana menempatkan pasangan nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno di posisi teratas.

Pengamat politik Ray Rangkuti menduga dari awal Pramono Anung-Rano Karno ini memang bisa bersaing atau lawan yang tangguh bagi paslon Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).

"Dari awal saya sudah punya keyakinan Pram sama Rano akan dapat mengimbangi RIDO," kata dia, Rabu (23/10/2024).

Ray menduga, dukungan Pramono di Jakarta cenderung meluas. Pasalnya, RIDO kemungkinan hanya disongkong oleh PKS. Selain itu, bisa saja meski Ridwan Kamil berasal dari Golkar, basis partai berlambang pohon beringin itu tak diterima.

"Pemilih RIDO terbatas di pemilih PKS. Sementara (di basis) pemilih Golkar, (dugaan) tak terlalu diterima," kata dia.

Sebelumnya, Pramono langsung mengucap rasa syukur. "Alhamdulillah dengan hasil survei LSI ini," ujar Pramono Anung kepada wartawan, Rabu (23/10/2024).

Pramono Anung pun meminta kepada tim sukses tidak terlena setelah mengamati hasil survei dari LSI. Menurut dia, semua pihak harus terus bekerja keras agar dukungan dari publik terus mengalir.

"Saya tetap meminta kepada tim saya untuk bekerja seperti biasa bahkan bekerja lebih keras lagi untuk bisa mempertahankan menjaga momentum yang baik ini," ucap Pramono.

 

 

Buah Hasil Kerja Keras

Menurut dia, hasil survei LSI merupakan buah kerja keras dari semua pihak yang tak pernah lelah turun menyapa dan mengenalkan program-program pasangan Pram-Rano kepada masyarakat Jakarta.

"Ya temen-temen kan melihat bahwa saya keliling door to door dari kelurahan kelurahan belanja masalah menangkap aspirasi dan secara jujur saya juga selalu tidak berpikir suatu yang besar besar," terang Pramono.

"Tetapi bagaimana bisa menyelesaikan suatu masalah yang ada di lapangan terutama yang kami temukan yang betul betul dari pintu ke pintu dari kelurahan ke kelurahan relatif sebenernya persoalannya hampir sama. Sehingga dengan demikian potret ini saya sudah bisa tahu dengan jelas," dia menandaskan.

Survei LSI Terbaru: Pramono-Rano 41,6%, RK-Suswono 37,4%, Dharma-Kun 6,6%

Sebelumnya, Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Nomor Urut 3 Pramono Anung - Rano Karno meraih posisi teratas di Pilkada Jakarta 2024.

Hal itu berdasarkan hasil yang dirilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Rabu (23/10/2024). Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas 41,6%, disusul Ridwan Kamil-Suswono 37,4% dan Dharma-Kun 6,6%.

"Ketika responden ditanya kalau Pilkada DKI Jakarta diadakan hari ini, siapa yang akan ibu dan bapak pilih? Hasilnya Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas paling tinggi, disusul tempat kedua Ridwan-Suswono dan tempat ketiga Dharma-Kun," kata Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, saat merilis hasil survei LSI di Channel YouTube LSI Live, Rabu siang (23/10/2024).

Djayadi mengatakan, alasan utama responden memilih Gubernur DKI Jakarta adalah pengalaman di pemerintahan (23,1%), jujur bersih dari korupsi (15,4%), dan sudah ada bukti nyata hasil kerjanya (11,5%).

Apabila melihat hasil berbagai survei Pilkada Jakarta yang ada, terhitung sejak survei LSI (6-12 September 2024), lalu Poltracking (9-15 September 2024), Charta Politika (19-24 September 2024), dan terbaru Survei LSI (10-17 Oktober 2024), maka ada kecenderungan elektabilitas Ridwan Kamil - Suswono turun, Pramono - Rano naik, dan Dharma-Kun stagnan.

"Dari temuan hasil survei ini menunjukkan putaran kedua sangat mungkin terjadi. Hal ini bila melihat ada 14,5% responden yang belum menentukan pilihan. Jadi belum ada yang dapat 50% + 1," kata Djayadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya