Liputan6.com, Jakarta - Pergeseran dukungan dari para kader partai politik di Pilkada Lampung Selatan 2024 menarik perhatian publik.
Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Universitas Lampung (Unila), Dedi Hermawan menyatakan menilai pergeseran dukungan kader partai politik di dalam Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan hal lumrah terjadi.
Baca Juga
Menurutnya hal ini merupakan bagian dari kebebasan dalam berdemokrasi. Dedi menegaskan perubahan dukungan dari pemilih mencerminkan hak setiap warga negara dalam menentukan pilihannya secara bebas.
Advertisement
"Dalam demokrasi, pemilih memiliki kebebasan untuk menentukan sikap politiknya, termasuk berpindah dukungan jika merasa ada calon lain yang lebih sesuai dengan harapan mereka," ujarnya.
Selain itu, kata Dedi, pergeseran dukungan ini juga bisa dilihat sebagai bentuk kekecewaan publik terhadap sosok yang didukung. Sehingga, lanjutnya, masyarakat memiliki kecenderungan untuk memilih pemimpin yang baru.
Pragmatis dan Emosional
Seperti halnya yang terjadi di Pilkada Lampung Selatan 2024, Dedi menjelaskan karakter pemilih di Lampung Selatan memang bersifat pragmatis dan emosional. Hal inilah yang menyebabkan mereka mudah berpindah dukungan.
"Pemilih kita cenderung terpengaruh oleh gagasan perubahan yang ditawarkan serta faktor lain seperti pengaruh tokoh atau program yang lebih konkret," jelasnya.
Ia juga bilang bahwa program perubahan yang diusung Egi-Syaiful bisa menjadi daya tarik utama bagi pemilih yang menginginkan perbaikan nyata.
"Jika program perubahan tersebut dirasakan lebih relevan dan realistis, maka wajar jika mereka menarik lebih banyak simpatisan dari berbagai partai," kata Dedi.
Dedi menegaskan bahwa pergeseran dukungan ini adalah hal yang lumrah dan bagian dari proses demokrasi.
"Ini adalah hak demokrasi yang harus dihormati, dan siapa pun berhak mendukung calon yang mereka anggap terbaik untuk masa depan Lampung Selatan," pungkasnya.
Advertisement