Survei Litbang Kompas, Trend Elektabilitas PAN Terus Naik

Hasil survei Litbang Kompas ini sejalan dengan survei Polmark Indonesia yang juga mencatat tren kenaikan elektabilitas PAN.

oleh Muhammad Ali diperbarui 21 Mar 2019, 16:13 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2019, 16:13 WIB
PAN Buka Kesempatan Untuk Menjadi Kader
Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan (tengah) saat jumpa pers di Rumah PAN di kawasan Senopati, Jakarta, Kamis (12/4). Ketua PAN menegaskan bahwa partai berlambang Matahari ini masih tetap berada dalam koalisi pemerintah. (Liputan6.com)

 

Liputan6.com, Jakarta - Partai Amanat Nasional (PAN) terus menunjukkan trend kenaikan elektabilitas di berbagai lembaga survei. Survei terbaru dari Litbang Kompas menunjukkan PAN berpotensi meraih elektabilitas sebesar 5,1 persen dengan margin error sebesar 2,2 persen

Kenaikan signifikan elektabilitas PAN di Survei Litbang Kompas bulan Maret 2019 ini mengungguli raihan Nasdem dan PPP. Survei dirilis hari ini, Kamis (21/3/2019)

Survei Litbang Kompas ini dilaksanakan tanggal 22 Februari sampai 5 Maret 2019. Sebanyak 2000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 Provinsi di Indonesia.

Hasil survei Litbang Kompas ini sejalan dengan survei Polmark Indonesia yang juga mencatat tren kenaikan elektabilitas PAN. Menurut Polmark elektabilitas PAN mencapai 5,9 persen dan berpotensi masuk jajaran 6 besar di Pemilu 2019

PAN justru punya capaian signifikan untuk lolos Parliamentary Threshold dengan Elektabilitas sebesar 5,9 persen di atas Partai berbasis massa Islam lainnya seperti PKS, PPP dan PBB,”

Hal ini diungkapkan CEO Polmark Eep Saefullah Fatah di Forum Pikiran, Akal dan Nalar di Hotel Grand Sahid Jaya Makassar, Kamis 21 Maret 2019.

Survei Polmark dilakukan di 73 Dapil di seluruh Indonesia yang sebarannya meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusra, Maluku dan Papua.

Polmark meyakini surveinya merupakan yang paling komprehensif dengan responden mencapai 32 ribu orang.

 

 

Partai Baru Tak Lolos

KPU Validasi Nama Caleg di Surat Suara Pemilu 2019
Petugas menunjukkan contoh surat suara Pemilu 2019 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta, Kamis (13/12). Proses validasi ini berlangsung hingga 17 Desember 2018. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan sejumlah partai pendatang baru di Pilpres 2019 tidak lolos ambang batas parlemen (PT) 4 persen. Tak hanya terancam tidak lolos ke Senayan, sejumlah partai baru juga mendapat resistensi (penolakan) dari masyarakat.

Dari survei itu, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi partai baru yang paling tinggi resistansinya atau dengan kata lain paling ditolak masyarakat. Dengan elektabiltas 0,9 persen, resistansi masyarakat terhadap partai baru pimpinan Grace Natalie ini ditolak oleh 5,6 persen masyarakat.

Selanjutnya adalah Perindo dengan elektabilitas 1,5 persen, resistensinya 1,9 persen. Kemudian Berkarya elektabilitas 0,5 persen, resistensinya 1,3 persen. Selanjutnya, Garuda elektabilitas 0,2 persen, resistensinya 0,9 persen.

Selain survei mengenai resistensi parpol baru, survei Kompas juga menunjukkan Hanura, partai yang mempunyai kursi DPR 2014-2019, terancam gagal masuk Senayan karena elektabilitasnya hanya berkisar 0,9 persen.

Sementara partai lama yang tidak lolos parlemen pada 2014-2019 seperti PBB dan PKPI, berpotensi kembali gagal, karena elektabilitasnya masing-masing 0,4 persen dan 0,2 persen.

Survei juga menunjukkan partai-partai seperti Nasdem, PPP dan PAN belum aman. Sebab, dengan elektabilitas Nasdem (2,6 persen), PPP (2,7), PAN (2,9), masih dalam rentang margin of error dari ancaman ketidaklolosan ambang batas parlemen 4 persen.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya