Liputan6.com, Jakarta Sebagai kota dengan jumlah penduduk terbanyak nomor empat di Indonesia, perkembangan Bekasi dari hari ke hari semakin membaik.
Setelah hadirnya Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) seksi I, Kota Bekasi juga merupakan salah satu wilayah yang terintegrasi dengan jalur Light Rapid Transit (LRT) yang menghubungkan kota satelit dengan Ibukota.
Tak cukup sampai di situ, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, menyatakan pihaknya dalam waktu dekat tengah mencanangkan dimulainya pekerjaan pembangunan jalan Tol Jakarta -Cikampek II (Elevated Toll).
Advertisement
Baca: Becakayu Bawa Berkah Penjualan Apartemen di Bekasi
“Terkait pembangunan infrastruktur strategis di Kota Bekasi, kami akan mulai mengerjakan jalan Tol Jakarta -Cikampek II (Elevated Toll) yang mana tujuannya demi meningkatkan kapasitas jalan dan mengurangi kemacetan lalu lintas antara Bekasi-Jakarta dan sebaliknya,” katanya.
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (elevated) direncanakan akan dibangun mulai triwulan II-2017 dan ditargetkan beroperasi pada 2019.
Jalan tol Jakarta-Cikampek II memiliki rute sepanjang 36 kilometer, dibangun dengan investasi sebesar Rp16 Triliun oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dan PT Ranggi Sugiron Perkasa.
Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II terdiri dari sembilan seksi mencakup:
- Seksi Cikunir-Bekasi Barat (2,99 kilometer)
- Seksi Bekasi Barat-Bekasi Timur (3,63 kilometer)
- Seksi Bekasi Timur-Tambun (4,34 kilometer)
- Seksi Tambun-Cibitung (3,30 kilometer)
- Seksi Cibitung-Cikarang Utama (4,46 kilometer)
- Seksi Cikarang Utama-Cikarang Barat (2,72 kilometer)
- Seksi Cikarang Barat-Cibatu (3,16 kilometer)
- Seksi Cibatu-Cikarang Timur (2,45 kilometer)
- Seksi Cikarang Timur-Karawang Barat (9,79 kilometer)
Basuki menambahkan, Kementerian PUPR dalam melakukan penyusunan program pembangunan infrastruktur selalu mengacu pada pengembangan kewilayahan, sehingga terjadi sinergi program yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
“Kami juga memiliki Konsultasi Regional (Konreg), dimana Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, kami undang untuk mensinergikan program-program pembangunan di Kementerian PUPR khususnya, agar lebih efektif,” jelasnya.
Infrastruktur Mendorong Inflasi Harga
Menurut Wasudewan, Country Manager Rumah.com, median harga properti di Bekasi saat ini berada di kisaran Rp7,71 Juta/meter persegi sepanjang kuartal pertama tahun 2017. Ia mengacu pada data Rumah.com Property Index.
Baca: Bekasi, ‘Planet’ yang Nyaman untuk Tempat Tinggal
“Kehadiran jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu seksi I (segmen Pangkalanjati-Jakasampurna) sepanjang 8,28 km yang akan beroperasi dalam waktu dekat, turut mendongkrak kenaikan harga properti di area Bekasi,” katanya.
“Data Rumah.com mencatat terjadi kenaikan sekitar 1% setiap bulan sepanjang tahun kemarin di wilayah ini. Pada Desember 2016, median harga rumah di Bekasi bisa mencapai Rp6,8 juta/meter persegi,” Wasudewan menambahkan.
Selain infrastruktur, Bekasi juga menyimpan potensi di sektor industri. Cikarang, yang merupakan satu dari tujuh zona kawasan industri di Kabupaten Bekasi, merupakan lokasi dari 4.000 perusahaan yang mempekerjakan sekitar 21.000 ekspatriat.
Perkembangan properti di Cikarang tak lepas dari peran tiga pengembang besar, yakni Jababeka dengan lahan 5.600 hektar, Lippo Cikarang (3.000 hektar), dan Sinar Mas Land yang mengembangkan Kota Deltamas (3.000 hektar).
Tertarik punya hunian di Bekasi? Yuk, intip apa saja pilihan perumahannya lewat kanal Perumahan Baru Rumah.com yang menampilkan harga mulai Rp350 Jutaan.