Menyimak Perkembangan Harga Rumah Tapak di Yogyakarta

Kawasan termahal berada di sekitar pusat kota, yakni sepanjang Malioboro, harga tanah berkisar Rp30 juta – Rp40 juta per m2.

oleh Fathia Azkia diperbarui 28 Des 2017, 10:36 WIB
Diterbitkan 28 Des 2017, 10:36 WIB
Perumahan Casa Grande, Yogyakarta.
Perumahan Casa Grande, Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta Daerah Istimewa Yogyakarta hingga kini masih menyimpan potensi besar di sektor properti khususnya rumah tapak. Pasalnya, Yogya adalah kawasan wisata dan pusat pendidikan yang selalu memiliki daya tarik bagi pendatang untuk tinggal.

Adoram Arthanto, Manager Marketing PT Merapi Arsita Graha kepada Rumah.com mengatakan, potensi tersebut membuat bisnis properti di Yogyakarta prospektif. Bahkan, pembeli dari luar Kota Pelajar ini diperkirakan mencapai 50%.

“Biasanya motivasi orang luar Jogja untuk tinggal adalah bersekolah. Mula-mula hanya indekos, kemudian jika saudaranya menyusul sekolah di Yogya, orangtuanya membeli rumah untuk anak-anaknya,” katanya.

Senada dengan Adoram, Widjaja Daniel Yunanto selaku Manager Marketing Damai Putra group Wilayah Tengah menuturkan, selain ditempati oleh mahasiswa, rumah juga diminati oleh mereka yang pernah tinggal atau bekerja di Yogyakarta.

“Biasanya mereka membeli rumah untuk tempat tinggal setelah memasuki masa pensiun,” jelasnya. Simak juga: Yuk, Beli Rumah Liburan di Yogyakarta!

Daniel menambahkan, wilayah yang paling dicari saat ini adalah sekitar Kaliurang atau ring road utara. “Di kawasan ini harga tanah berkisar Rp10 juta per meter persegi,” katanya. “Di sinilah lokasi proyek kami, Casa Grande.”

Kawasan termahal berada di sekitar pusat kota, yakni di sepanjang Malioboro. Di sana harga tanah berkisar Rp30 juta – Rp40 juta per meter persegi.

Tetapi ada yang menawarkan dengan harga Rp50 juta per meter persegi. Soal capital gain, Daniel dan Adoram sepakat kenaikannya bisa mencapai 15% setiap tahunnya.

Menurut Adoram, kawasan lain yang menjanjikan, antara lain Sleman dan Bantul. Sementara itu, rencana pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kabupaten Kulonprogo membuat kawasan Wates—ibukota Kulonprogo—dan sekitarnya mulai dilirik pengembang.


Rumah Rp600 Jutaan Paling Diminati

Rumah.com Property Index Jawa Tengah dan DI Yogyakarta (Jateng dan DIY) mencapai 117,2 pada Q1 2017 atau naik tipis 2,3% (q-o-q) dari 114,6 di Q2 2016.  Kenaikan ini melanjutkan tren positif di mana pada Q4 2016 menunjukkan kenaikan 0,9% (q-o-q).

Kenaikan ini memperkuat indikasi pemulihan pasar properti di Jateng dan DIY, yang sebelumnya melemah sejak Q2 2016. Index harga properti di Jateng dan DIY juga menunjukkan kenaikan sebesar 1,9% dibandingkan Q1 2016 (y-o-y).

Data Rumah.com Property Index mencatat, bahwa pada kuartal II-2017 harga rumah tapak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan rentang di bawah Rp600 juta mencapai Rp4,23 juta per meter persegi. Naik sebesar 2,11% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Jika dilihat dari kuartal-IV 2016, harga memang cenderung mengalami tren kenaikan hingga puncaknya berada di kuartal-II tahun ini.

Salah satu faktor yang menyebabkan harga rumah tapak naik secara konsisten adalah karena daerah tersebut merupakan tujuan wisata utama di Indonesia selain Bandung, dan Bali.

Tren positif dari sektor pariwisata ini turut menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu sebesar 0.20% pada kuartal I-2017, berbanding lurus dengan kenaikan harga rumah tapak pada kuartal yang sama sebesar 0,96% (quarter on quarter).

Berdasarkan fakta di lapangan, penjualan rumah di Yogyakarta didominasi rumah menengah atas seharga Rp600 juta sampai Rp1,2 miliar. Kendati demikian, penjualan Casa Grande di Yogyakarta justru didominasi rumah seharga Rp1 miliar – Rp1,5 miliar.

Simak juga: Lima Klaster Rp500 Jutaan di Yogyakarta

Di Yogya bagian selatan terdapat perumahan menengah ke atas bernama Grand Permata Residence. Lingkungan klasternya dilengkapi kolam renang, playground, taman dan CCTV di setiap klaster.

Dari rumah, penghuninya bisa menjangkau Malioboro dan Ambarukmo Plaza dalam waktu tempuh sekitar 15 menit. Dihitung menurut Kalkulator Keterjangkauan, inilah nominal yang harus ditabung per hari jika ingin membeli rumah tipe Pearl (47m2) di Grand Permata Residence.

Harga: Rp500 juta

DP 15% = Rp75 juta

Plafon KPR = Rp425 juta, tenor 15 tahun (180 bulan)

Angsuran KPR per bulan = Rp425 juta : 180 bulan = Rp2.361.111

Tabungan per hari = Rp2.361.111 : 30 hari = Rp78.703

Sudah menemukan rumah idaman yang akan Anda beli? Cek di sini untuk pilihan hunian dengan harga di bawah Rp500 jutaan!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya