Liputan6.com, Jakarta – Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta masih sangat menjanjikan bagi para investor bisnis properti, termasuk dalam hal penyediaan gedung perkantoran untuk disewakan. Baik bagi perusahaan-perusahaan lokal maupun multinasional.
Dalam tinjauan secara global, pasokan gedung perkantoran di Jakarta terus bertumbuh. Pada akhir tahun 2017 yang lalu, total pasokan perkantoran di kawasan CBD Jakarta telah mencapai 6 jutaan m2.
Tahun ini, diperkirakan akan ada penambahan pasokan sekitar 670.000 m2 lagi, sehingga total pasokan pada akhir tahun 2018 akan mendekati angka 7.000.000 m2.
Advertisement
Peningkatan potensi bisnis gedung perkantoran di Jakarta sendiri sangat bergantung pada pembangunan infrastruktur dan moda transportasi. Diantaranya Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) yang melewati kawasan Central Business District (CBD).
Mencerna prospek yang masih sangat besar, PT Mardhika Arta Upaya menangkap peluang tersebut dengan membangun gedung perkantoran JB Tower yang telah memasuki tahap pengecoran terakhir (topping-off).
Edi Susilo, Direktur PT Mardhika Artha Upaya (MAU) mengungkapkan, “Gedung perkantoran hemat energi ini berlokasi di segitiga emas Jakarta Pusat. Total investasi yang dibenamkan mencapai sekitar Rp 1,1 triliun. Proyek ini hasil kerjasama dengan Asiacross Group Indonesia (PT. MAU) dengan Asiawide Group - Singapore yang dalam afiliasinya dengan Asia Quest Group Malaysia, telah sukses mengembangkan berbagai high rise building di Singapura, Tiongkok dan Malaysia.”
Selain mengadopsi konsep ramah lingkungan, bangunan tersebut juga mengusung kekhasan budaya lokal dalam desain bangunannya sehingga tercipta harmoni antara modernitas, ramah lingkungan, kekuatan, kualitas dan kultur setempat, dengan mengusung konsep tradisional Betawi.
Target utama penyewa gedung perkantoran tersebut adalah perusahaan yang sudah terbiasa beroperasi di daerah Thamrin dan sekitarnya. Terutama perusahaan yang peduli akan pentingnya penerapan konsep ‘green building’. Kepada calon penyewa, rata-rata ditawarkan harga-sewa sekitar Rp300.000 per meter persegi/bulan, tergantung luas lantai yang disewa.
Direktur Leads Property, Darsono Tan menjelaskan, “Kami targetkan sebelum pembangunan selesai 100%, gedung telah terisi sekitar 60%. Melihat kondisi saat ini, walau banyak ruang kantor yang tersedia di pasaran, tetapi di kawasan Kebon Sirih sendiri penyerapan ruang kantor cukup tinggi, dimana tingkat hunian perkantoran di kawasan ini masih berada di atas angka 89%.”
Selain sebagai Marketing Agent, Leads Property turut dipercaya Management PT Mardhika Artha Upaya dalam urusan pengelolaan gedung JB Tower.
Gedung ini rencananya selesai dibangun pada kuartal pertama tahun depan dan diharapkan beroperasi sebelum kuartal keempat atau sebelum Oktober 2019.
Pada tahun 2020, akses ke gedung bakal semakin dipermudah dengan adanya MRT Fase 2 yang mulai beroperasi. Lokasinya sendiri berjarak 500 meter dari Stasiun MRT Sarinah dan Stasiun MRT Monas.