Ruwahan Kampung Miliran Jogja Kirab Apem untuk Sambut Ramadan

Sambut Ramadan warga menggelar berbagai acara tradisi seperti halnya yang terjadi di Miliran, Jogja yang melakukan kirab apem.

oleh Yanuar H diperbarui 21 Mar 2023, 16:02 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2023, 03:20 WIB
Filosofi Kue Apem
ilustrasi kue apem/credit: Merdeka.com

Liputan6.com, Yogyakarta - Ada tradisi unik jelang memasuki bulan Ramadan (ruwahan) di Kampung Miliran, Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta pada Minggu, 19 Maret 2023. Warga Miliran menggelar prosesi kirab apem keliling Kampung Miliran yang dilanjutkan doa bersama dan membagikan apem.

Mbah Warto, sesepuh Kampung Miliran menjelaskan filosofi tradisi ruwahan yang biasanya menyajikan tiga hidangan. Tiga menu yang biasa ada dalam tradisi ruwahan adalah ketan, kolak dan apem.

"Ketan, yang dipadankan dengan bahasa Arab “khataan” yang berarti “kesalahan”. Ketan menjadi simbol perekat tali persaudaraan sesama manusia," katanya.

Sementara menu Kolak ini  diasosiasikan dengan istilah “khalaqa” dalam bahasa Arab, yang berarti “menciptakan” atau “khaliq” yang berarti sang pencipta.

"Apem, yang dihubungkan dengan bahasa Arab “afwan” atau “afuan”, yang berarti pengampunan," katanya.

Warto menjelaskan ketiga hidangan itu disedekahkan kepada tetangga, sehingga dapat mempererat  tali silaturahim. Laku tersebut dijalankan terutama pada akhir bulan Syaban (Ruwah) Ruwah masuk bulan ke-8 dalam penanggalan Jawa, yang dapat dimaknai sebagai “ruh” atau “arwah”. 

"Hikmah yang bisa dipetik dari tradisi ini salah keikhasan untuk saling memaafkan, sebagai persiapan mental sebelum melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan," katanya.

 Tradisi Ruwahan biasanya juga diikuti dengan tradisi “nyadran” di makam kampung atau keluarga, yang bermakna mengajak untuk terus ingat pada kematian. Sementara ziarah kubur bermakna agar selalu mendoakan arwah leluhur.

 "Umat muslim diingatkan untuk memperbanyak amal saleh dan mendekatkan diri pada Allah, Tuhan Sang Pencipta," katanya.

Warto mengatakan walaupun lekat dengan unsur Jawa dan Islam, tradisi Ruwahan dan Nyadran di Kampung Miliran dimaknai sebagai momentum kebersamaan seluruh warga. 

"Namun, seluruh warga menyadari bahwa mereka hidup dalam ruang bersama, yang di dalamnya kultur bersama juga diciptakan. Semangat kebersamaan dan prinsip kewargaan ini menjadi pesan yang akan terus digaungkan oleh komunitas Kampung Miliran," katanya makna kirab apem.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya