Liputan6.com, Palembang - Sudah beberapa hari ini, kabut asap akibat kebakaran lahan di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) menyelimuti Kota Palembang. Tidak hanya jarak pandang yang terganggu, namun udara di Palembang terasa kian gerah.
"Kalau sekarang menurun suhunya antara 33-34 derajat Celcius namun panasnya membuat gerah karena kabut asap. Jarak pandang juga di pagi hari hanya mencapai 500 meter. Terlebih di seputaran Jembatan Ampera , jarak pandang semakin pendek. Karena sifat asap suka berkumpul di perairan," ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Kenten Palembang Indra Purna kepada Liputan6.com, Rabu, 26 Agustus 2015.
Dia menjelaskan, untuk peluang hujan lokal di Palembang kemungkinan terjadi, terutama di daerah perairan. Salah satunya dikarenakan naiknya uap air yang menghasilkan hujan lokal.
Kabut asap ini harus segera diantisipasi karena musim penghujan kemungkinan baru dimulai pada akhir Oktober hingga awal November mendatang.
"Masih lama musim hujan, kalau kabut asap ini tidak diantisipasi, bisa berlarut-larut. Untuk hujan lokal berpeluang di Palembang, namun peluang terbesar hanya di daerah perairan saja," lanjut dia.
Baca Juga
Advertisement
Jarak pandang yang pendek akibat kabut asap pun juga mengganggu perjalanan pesawat terbang yang melintas di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang.
Ada 2 penerbangan Garuda Airlines dan Lion Air tujuan Jakarta menuju ke Palembang yang tidak bisa mendarat. Alhasil, pesawat tersebut harus kembali ke Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
"Dari pantauan sampai pukul 07.00 WIB, ada satu penerbangan yang belum bisa mendarat dan sudah memutar 2 sampai 3 kali menunggu konfirmasi dari pihak menara untuk mendarat. Namun baru hari ini terjadi setelah kabut asap bulan ini," kata Koordinator Pengaman Harian Bandara Smb II Palembang Gunawan. (Mvi/Ado)