Liputan6.com, Manado - Minimnya pengetahuan tentang vasektomi, membuat kebanyakan pria dewasa enggan menjalani kontrasepsi jenis ini. Mereka beranggapan vasektomi sama dengan kebiri.
Ini pula yang menyebabkan 10 pria di Kabupaten Bolmong Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) batal mengikuti program vasektomi meski sebelumnya sudah terdaftar sebagai peserta.
"Tahun 2015 ada calon peserta program vaesktomi sebanyak 10 orang. Saat akan operasi, dokter dari provinsi berhalangan. Ketika diundang kembali, mereka sudah tak mau. Mereka menganggap bakal dikebiri," ungkap Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BPPPA dan KB) kabupaten Boltim, Saida Potabuga, Senin (8/2/2016).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan, pihaknya akan melakukan lagi upaya agar ada keikutsertaan pengguna kontrasepsi vaksetomi tersebut.
"Partisipasi masyarakat untuk mengikuti KB makin tinggi. Namun sebagian besar masih menggunakkan pil dan suntik," kata Saida.
Berdasarkan data yang dihimpun, pengguna IUD (Intrauterine Device) atau KB spiral ada sebanyak 25 peserta, MOW (Metode Operasi Wanita) tiga orang, Kondom 97 peserta, Implan 1.230 peserta, Suntikan 9.102 peserta, dan Pil 13.635 peserta.
Saida menambahkan, Boltim pernah mendapat penghargaan karena berhasil mendapatkan peserta vaksetomi terbanyak, pada 2014. Namun prestasi tersebut menurun pada 2015 yang tak ada peserta baru.