Demi Obat Kuat dan Santet, Primata Langka Dibantai

Setelah dibantai, beberapa bagian tertentu tubuh primata langka diolah menjadi minyak. Selanjutnya dijual ke masyarakat ataupun pemesan.

oleh M Syukur diperbarui 29 Feb 2016, 22:31 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2016, 22:31 WIB
Perdagangan satwa langka
Kukang, salah satu primata langka yang diperjualbelikan secara ilegal di Riau. (M Syukur/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pekanbaru - Walau dilindungi undang-undang, banyak satwa langka yang diperjualbelikan, bahkan dibantai untuk kepentingan tertentu. Primata langka seperti kukang, misalnya.

Nyawa primata lucu nan menggemaskan itu harus berakhir lantaran akan diekstrak menjadi minyak guna pemakaian klenik seperti vitalitas pria dan santet. Banyak kukang diduga dibantai oleh beberapa pedagang di Pasar Palapa yang terletak di Jalan Durian, Kota Pekanbaru, Riau.

Setelah dibantai, beberapa bagian tertentu tubuh kukang diolah menjadi minyak. Selanjutnya dijual ke masyarakat ataupun pemesan. Hal mengerikan itu terungkap dari pengusutan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau bersama International Animal Rescue.

Senior Investigator dari Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano menyebutkan, salah satu primata dilindungi seperti kukang dipenggal hidup-hidup. Dia mengaku punya foto pembantaian tersebut.

"Kami sudah 2 pekan berada di Riau untuk melakukan investigasi. Mulai dari pasar sampai ke pihak yang menjual primata langka ini ke pasar hewan tersebut. Ternyata selain dijadikan peliharaan, ada juga kukang yang dibunuh demi dijadikan minyak," ucap Marison di Kantor Kepolisian Riau, Kota Pekanbaru, Senin (29/2/2016).

Selain melihat pembantaian untuk dijadikan minyak, Marison bersama timnya juga menelusuri asal primata sampai ke Kampar Kiri Hulu.

"Banyak sekali primata di lokasi itu. Kami punya foto-fotonya. Mayoritas dari sana lalu dijual ke pasar itu. Kami juga sempat menyelidiki apa khasiat minyak dari kukang tersebut," ungkap Marison.

Konsumsi Pasar Lokal

Sementara itu, Supervisor-Slow Loris Conservation Program lembaga tersebut, Indah Winarti mengungkapkan kemungkinan penjualan primata di Pekanbaru untuk pasar lokal sekitar Riau saja.

"Kemungkinan bukan jaringan yang sama dengan yang peruntukkan di luar Sumatera," ujar Indah.
 
Berdasarkan investigasi timnya, penjualan satwa di Pasar Palapa untuk keperluan lokal. Menurut Indah, satwa itu diolah untuk dunia klenik atau magis.

"Alasannya sederhana, di Jawa satwa ini justru jadi hewan pembawa sial. Di sini dijadikan untuk tujuan sebagai media klenik, vitalitas, pelet, san santet," papar Indah.

Dihubungi secara terpisah, Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau AKBP Ari Rahman menyebut, sampel minyak yang disita pihaknya telah dikirim ke laboratorium

"Untuk minyak kita belum tahan (tersangkanya) karena belum ada bukti apakah itu minyak olahan kukang," beber Ari.

Sejauh ini, 5 orang telah diperiksa untuk dimintai keterangannya guna mengusut penemuan minyak itu. Hasilnya, minyak itu dijual Rp 1,5 juta.

"Memang informasinya dalam bentuk minyak oles 5 mililiter itu dihargai Rp 1,5 juta. Digunakan untuk kesehatan laki-laki, dan kulit," ungkap Ari.

Sejauh ini, Polda Riau telah menetapkan 3 tersangka untuk kasus penjualan primata dilindungi seperti kukang, owa dan siamang. Mereka adalah ZK, FR, dan AR yang merupakan pedagang di Pasar Palapa.

"Pemasok primata tersebut ke para tersangka tengah diburu ke Provinsi Sumatera Barat (Sumbar)," tutup AKBP Ari Rahman.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya