Tips Aman Melihat Gerhana dari Pakar Astronomi ITB

Siswa SMP Surabaya dibekali ilmu cara melihat gerhana matahari total secara aman.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 08 Mar 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2016, 06:00 WIB
Gerhana Matahari Total
Siswa SMP Surabaya dibekali ilmu cara melihat gerhana matahari total secara aman.

Liputan6.com, Surabaya - Jelang datangnya fenomena alam gerhana matahari total (GMT) pada Rabu 9 Maret 2016, siswa SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya mendapat bekal ilmu untuk melihat secara aman oleh ahli astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB).  
Pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Andi Sitti Maryam, menandaskan, melihat langsung gerhana matahari akan merusak mata. Karena cahaya matahari dapat membakar retina dan menyebabkan kebutaan.

"Sama halnya dengan kaca pembesar yang menyalurkan cahaya matahari hingga membakar benda yang berada di titik fokusnya," kata wanita yang akrab disapa Maryam ini di hadapan 60 siswa kelas VIII SMP Islam Al Azhar 13 Surabaya, Senin (7/3/2016).

Maryam juga menjelaskan, saat gerhana matahari total merupakan tahap aman melihat gerhana. Namun, saat kembali terbuka kembali piringan mataharinya akan menjadi lebih berbahaya karena kondisi pupil masih terlalu besar usai berada dalam kegelapan.


"Anak-anak selama ini tidak tahu bentuk matahari yang asli. Kemudian mereka juga tidak tahu cara melihat matahari secara langsung," jelas Maryam.

Ia menjelaskan, melihat gerhana matahari bisa dilakukan dengan menggunakan teleskop, kacamata filter matahari, dan kamera lubang jarum yang dibuat dari kardus.

"Kalau teleskop, masih jarang anak-anak yang bisa punya sendiri. Paling sederhana ya kacamata filter matahari dan kamera lubang jarum," ujar Maryam.

Maryam menambahkan, kamera lubang jarum mudah dibuat dari media kardus dan kertas. Selain itu, anak juga dapat dengan aman melihat bayangan induksi matahari dari sinar yang masuk melalui lubang jarum yang dibuat di kardus

"Ada beberapa jenis gerhana matahari. Di antaranya gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari hibrida," papar Maryam.

Dijelaskan dia, gerhana matahari tahun ini melewati banyak pulau di Indonesia. Pertama Sumatera Selatan, Kalimantan, Sulawesi, dan Ternate. Sementara di Jawa tidak akan mengalami gerhana matahari total, hanya gerhana matahari sebagian, yaitu sekitar 83 persen.

"Sebanyak 83 persen bayangan matahari akan tertutup bayangan bulan. Kira-kira tahap pertama gerhana akan dimulai pukul 06.30, yaitu tahapnya bulan akan memasuki piringan matahari, dan mencapai 83 persen pada pukul 07.30 WIB dan akan berakhir 08.30," jelas Maryam.

Sementara itu, Deanya Parahita (14), kelas VIII SMP Islam Al Azhar 13 mengakui bahwa ia hanya pernah mendengar adanya gerhana matahari.

"Kata orang biasanya gelap atau cuma mendung. Tapi belum pernah lihat sendiri gerhana seperti apa, bentuk matahari juga seperti apa," kata Deanya.

Hal yang sama dirasakan teman Dea, Annisa Nugraini (14) yang penasaran akan gerhana matahari. Dia juga hanya sempat melihat video gerhana matahari.  

"Kalau lihat langsung sih belum. Paling sensasi mendung saat siang hari. Cuma pernah tahu saat gerhana bulan," ujar Annisa.

Gerhana matahari di Indonesia pada Rabu mendatang adalah fenomena langka. Setelah 2016, baru akan mampir lagi di indonesia pada 2042 mendatang.

 

*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya