Penyebab Bayi Michael Punya Jantung di Luar

Risiko terbesar dari jantung di luar bayi Michael adalah infeksi kuman.

oleh Edhie Prayitno IgeFelek Wahyu diperbarui 16 Mar 2016, 09:04 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2016, 09:04 WIB
Jantung di Luar Bayi Michael Disebabkan Tulang Dada Tak Sempurna
Risiko terbesar dari jantung di luar bayi Michael adalah infeksi kuman. (Liputan6.com/Felek Wahyu dan Edhie Prayitno Ige)

Liputan6.com, Semarang - Masih ingat peristiwa bayi Michael Joshepin Harisananda yang memiliki jantung di luar tubuhnya? Kini, bayi lelaki itu dirawat di RSUD Kota Semarang.

Kasus kelainan yang terjadi pada bayi berusia 4 bulan itu dipastikan merupakan kasus pertama di Indonesia. Menurut Direktur Utama RSUD Kota Semarang, Susi Herawati, diagnosis tim dokter menunjukkan keluarnya jantung bayi Michael disebabkan ketidaksempurnaan pertumbuhan tulang dada.

Kasus yang menimpa bayi berusia empat bulan asal Jalan Aribuana No 35, Kota Semarang, dipastikan menjadi kasus pertama di Indonesia.

"Karena tanpa tulang dada, jantung akan tetap berada di luar. Saat ini, pasien dirawat di ruang Dewi Kunthi setelah adanya permintaan dari mbak Ita, Wakil Wali Kota," kata Susi kepada Liputan6.com, Rabu (16/3/2016).


Susi menerangkan, risiko terbesar dari posisi jantung di luar adalah terjadinya infeksi kuman. Penjagaan jantung dari risiko kuman itu sempat mengalami kesulitan. Karena posisi jantung yang menonjol, hal itu tidak bisa diperban.

"Yang dilakukan sementara menjaga agar jantung tidak terkena infeksi. Sedang, untuk pengawasan kesehatan bayi dilakukan oleh dokter ahli anak dan dokter spesialis bedah," ucap Susi.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu menyebutkan pemerintah akan menanggung pembiayaan perawatan bayi Michael melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat Kota. Hal itu dilakukan karena Michael tidak menjadi anggota BPJS sementara biaya perawatan dan pengobatannya tergolong tinggi.

"Ini butuh biaya banyak. Apalagi, operasi menempatkan jantung pada posisinya kan harus di RSUP atau RS Harapan Kita. Kasihan kalau keluarganya dibebani biaya," kata Mbak Ita, biasa dipanggil.

Atas bantuan itu, Agustin, ibu Michael Josepin Harisananda, mengaku lebih tenang karena perawatan bayinya kini dilakukan di RSUD. Selama ini, pihaknya harus bolak-balik ke bidan setempat dan dokter Puskesmas Krobokan untuk meminta pembersihan kondisi bayi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya