Liputan6.com, Makassar - Minat sekolah anak-anak di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terbilang rendah. Kondisi ini menjadi perhatian bagi anggota Bhabinkamtibmas Polsek Kalukku Brigadir Pieter A Paembonan.
Dengan giat, Paembonan mengajak masyarakat, khususnya kalangan anak-anak dan remaja untuk sekolah. Berbagai upaya terus dilakukan agar, anak-anak di beberapa kecamatan sekolah.
Di antaranya, Paembonan mendata seluruh anak-anak hingga ke pelosok desa. Dia juga mencari penyebab anak-anak tersebut tidak melanjutkan, bahkan sama sekali tak mau bersekolah.
"Tertinggi anak-anak putus sekolah itu di Kecamatan Kalukku. Faktor penyebabnya pun beragam, ada yang memang sudah tak ingin bersekolah karena ingin membantu orangtuanya berkebun," ungkap Paembonan kepada Liputan6.com melalui pesan singkatnya, Makassar, Sabtu 19 Maret 2016.
"Ada juga yang paling mendominasi, karena kurangnya perhatian orangtua tentang pentingnya pendidikan. Sehingga anaknya itu salah dalam bergaul. Mereka akhirnya terjerumus dalam mengonsumsi lem, bojek, koteng, obat batuk dicampur minuman energi dan sebagainya," sambung dia.
Baca Juga
Faktor lain, kata Paembonan, dikarenakan minimnya fasilitas sekolah yang ada. Seperti madrasah tsanawiyah (MTs) di Dusun Kassa, Kelurahan Sinyonyoi, yang memiliki 50 siswa. Namun yang sering mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah hanya 5 pelajar dari 3 kelas yang ada setiap harinya.
"Saya tanya ke kepala sekolahnya, rupanya mereka lebih suka ke kebun untuk membantu keluarganya dibanding masuk sekolah. Inilah yang kami tak inginkan, sehingga dengan tugas sebagai Bhabinkamtibmas di sini saya terus melakukan upaya, agar mereka termotivasi kembali untuk tetap bersekolah," ujar dia.
Kondisi memprihatinkan juga terjadi di Desa Keang. Menurut Paembonan, bangunan sekolah tidak laik untuk kegiatan belajar-mengajar, hanya berdinding papan dan tempelan kayu.
Paembonan juga menyebutkan, akses ke beberapa sekolah lainnya yang juga berada di pelosok Kabupaten Mamuju, sulit dilalui para siswa akibat longsor. Sehingga sangat dibutuhkan perhatian dari pemerintah daerah Sulawesi Barat.
"Namun dari pihak kepolisian sendiri melalui saya selaku Bhabinkamtibmas, terus melakukan berbagai upaya. Di antaranya menjalankan ide baru dari Kapolsek Kalukku, agar membuat maskot sebagai wadah sosialisasi ke sekolah-sekolah dan ke masyarakat. Agar tidak ada rasa takut dan image polisi garang itu hilang," tutup Paembonan.
Advertisement