Liputan6.com, Denpasar - Suara penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, Bali, kian memanas. Kali ini ribuan warga kembali berunjuk rasa menolak rencana reklamasi tersebut. Bundaran Tol Bandara Ngurah Rai menjadi tempat mereka untuk menyuarakan penolakan terhadap proyek yang dinilai akan merugikan alam Bali.
Aksi ini pun mendapat antisipasi serius dari jajaran Polresta Denpasar. Satu unit mobil water cannon, satu mobil barrier, dan beberapa peleton Dalmas lengkap dengan tameng, disiagakan di sejumlah titik di kawasan Bundaran Tol hingga Jalur By Pass Ngurah Rai.
Ribuan demonstran datang memenuhi satu lajur ruas By Pass Ngurah Rai hingga sepanjang satu kilometer lebih. Mereka meneriakkan yel-yel bernada penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Bagi pengunjuk rasa, tiada kata berhenti sebelum pemerintah membatalkan rencana reklamasi yang dinilai melanggar kawasan suci di Teluk Benoa tersebut.
"Dewan itu ada karena rakyat, jadi mereka harus mendengarkan apa yang diaspirasikan oleh rakyat, itu yang harus diperjuangkan," ucap Made Mendra, warga Benoa yang turut dalam aksi tersebut, Minggu (20/3/2016).
Baca Juga
Mendra yang datang bersama sejumlah warga desa adat Tanjung Benoa juga berkomitmen akan terus berjuang menyuarakan aspirasi mereka. "Sampai dibatalkan, sampai Perpres Nomor 51 Tahun 2014 dicabut oleh pemerintah," ujar dia lantang.
Meski sempat dikhawatirkan akan mengganggu akses menuju Bandara Ngurah Rai, aksi yang berlangsung tidak lebih dari satu jam ini berjalan aman dan damai. Aparat Polresta Denpasar berupaya keras mengatur arus lalu lintas agar tidak terhenti total.
Satu ruas jalan ditutup untuk sementara. Namun pengunjuk rasa penolak rencana reklamasi Teluk Benoa masih memberikan ruang untuk kendaraan yang akan memasuki Bandara Ngurah Rai.