Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, segera mendaftarkan digital kreatif yang berkembang pesat di daerah itu ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Potensi yang paling memungkinkan adalah digital kreatif. Artinya nanti Kota Malang sebagai salah satu kota kreatif di dunia dengan kekhususan digital kreatif yang diakui oleh UNESCO," kata Wali Kota Moch Anton usai membuka Hachathon Ngalam 2016 di Kota Malang, dikutip Antara, Rabu (30/3/2016).
Digital kreatif akan terus dikembangkan karena pertumbuhannya di Kota Malang sangat pesat, bahkan berpotensi mengerek roda perekonomian kreatif di lokal Malang maupun nasional. Di Kota Malang ada ribuan ahli digital yang bisa diandalkan sebagai modal untuk menampilkan kreativitas dan ide-ide mereka di tingkat internasional.
Baca Juga
Menurut dia, dengan hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), para pelaku ekonomi kreatif, khususnya di bidang digital, perlu pengarahan. Dengan demikian, mereka bisa menjadi pekerja kreatif yang andal dan memiliki daya saing tinggi.
"Sekarang ini banyak yang membutuhkan animator yang bagus, ahli IT yang andal. Nah dengan adanya MEA kita tidak ingin jadi penonton saja. Para ahli IT kita harus berbicara di level internasional," ujar dia.
Sebelumnya Kota Malang juga pernah mengajukan diri ke UNESCO sebagai kota kuliner, tapi tidak ada tindak lanjutnya.
"Oleh karena itu, sekarang kami mengajukannya lagi, selain sebagai kota kreatif dengan kekhususan digital kreatif, juga kota kuliner," beber Anton.
Sejumlah kota di Tanah Air yang telah menyandang sebagai kota kreatif dari UNESCO, di antaranya adalah Bandung sebagai Kota Desain, Yogyakarta sebagai Kota Film, dan diharapkan Malang menyusul sebagai Kota Digital Kreatif dan Kuliner.
Saat ini komunitas anak-anak muda kreatif di Kota Malang juga sudah diberikan wadah yang bisa mewujudkan dan menuangkan ide kreatif mereka di bidang digital, yakni Malang Creative Fusion (MCF).