Tak Hanya 200 Mangkok Soto, Gulai Sriyono Juga Laku 100 Piring

Selain soto yang saban hari laku hingga 200 mangkok, ternyata menu gulai buatan Sriyono juga digandrungi.

oleh Yanuar H diperbarui 30 Apr 2016, 20:31 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2016, 20:31 WIB
Waras Wareg
Warung makan Waras Wareg di kawasan Bumijo, Jetis, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Jakarta Rumah Makan Waras Wareg yang ada di Jalan Bumijo Tengah No 5, Bumijo, Kecamatan Jetis, Yogyakarta, termasuk laris manis. Dalam warung seukuran 3,5 x 6 meter ini ada tiga menu andalan, yaitu soto, gulai dan nasi sayur.

Selain soto yang saban hari laku hingga 200 mangkok, ternyata menu gulai buatan Sriyono juga digandrungi.

Sriyono pemilik RM Waras Wareg ini mengaku setiap harinya bisa menjual gulai hingga 100 mangkok. Ia mengatakan, gulai buatannya menggunakan resep dari ayahnya yang sudah berjualan sebelumnya. Ayahnya bernama Martono itu sudah menjual menu yang sama sejak tahun 1957.

"Gulainya seratus piring sehari. Kalau soto ya segitu, 200 mangkok. Tetap soto yang banyak," ucap Sriyono saat ditemui di warung makannya di kawasan Bumijo, Jetis, Yogyakarta, Sabtu (30/4/2016).

Sriyono mengungkapkan pula, selain resep yang sudah diberikan ayahnya, kebiasaan memasak sendiri menjadi kunci enak tidaknya masakan. Bahkan saat ia berpuasa pun dapat mengira-ngira seberapa bumbu yang dibutuhkan dalam satu masakan tanpa mencicipi.

Memasak dengan Hati

Menurut dia, hal itu perlu ada keikutsertaan hati saat memasak. Sebab sebagai penjual ia harus memberikan yang terbaik bagi pembeli.

"Cara masak pacak tangan faktor kebiasaan dan pikiran juga takaran. Itu selalu tidak lepas dari takaran. Bumbu soto atau bumbu gulai pakai centong misal air satu ember maka centangnya dalam takaran sudah biasa pas. Garam misal sudah disesuaikan. Kalau sudah terbiasa bisa ngira-ngira," ujar Sriyono.

Sriyono menuturkan, bahan-bahan yang digunakannya dibawa dari kediamannya di Gunungkidul. Bahan dan bumbu itu akan mudah dibawa saat sampai di Yogyakarta. Selain itu ia juga melengkapi bahan-bahan lainnya dari pasar terdekat, yaitu Pasar Kranggan, Yogya.

Dari bahan dengan kualitas yang baik ini ia mengaku gulai dan sotonya mampu bersaing dengan tempat makan terkenal dengan menu tersebut.

Menu nasi gulai di warung makan Waras Wareg di kawasan Bumijo, Jetis, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

"Rempah rempah bumbu gulai dari rumah. Kita siapkan jadi tinggal numbuk saja pas sampai sini. Jadi gulai dan soto dari segi rasa yang saya buat tidak kalah dengan makanan yang terkenal," sebut Sriyono.

Adapun salah satu pembeli Kunarto, warga Yogyakarta, mengaku sudah menjadi langganan warung tersebut sejak dua tahun lalu. Ia pun mengakui jika gulai dan sotonya termasuk yang enak di Yogyakarta. Namun, ia terkadang suka tertipu karena saat datang agak siang ke warung itu pasti sudah kehabisan.

"Sudah langganan, ya enak pak Sri. Sotonya enak gulaine yo bedo (gulainya ya beda). Kalau harga porsi menengah ke bawah It's okay. Saya sukanya soto. Tapi sekarang saya makan gulai," ujar Kunarto.

Hal serupa diungkapkan pembeli lainnya Agus Wicaksono yang mencicipi soto hari ini. Ia jarang datang ke warung ini. Namun jika datang ke warung tersebut, ia selalu memesan soto. Ada yang beda dengan soto di RM Waras Wareg.

"Enak. Sama soto di dekat Tegalrejo itu sama rasanya," ucap Agus.

Warung makan milik Sriyono memang buka setiap hari pada pukul 05.30-15.00 WIB. Namun biasanya pada pukul 14.00 WIB, warung makan ini sudah tutup. Adapun menu nasi sayur dipatok Rp 3.500 per piring, soto Rp 7.000 per mangkok, dan gulai Rp 9.000 seporsi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya