Liputan6.com, Bengkulu - Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti berencana akan membangun pesantren berasrama di kampung Yuyun, siswi SMP berusia 14 tahun yang tewas setelah mengalami kekerasan seksual. Yakni di Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
Ridwan Mukti yang juga berasal dari Kabupaten Rejang Lebong itu melihat ada sesuatu yang salah dalam pola pendidikan dan pembinaan di kawasan yang terkenal rawan kriminalitas itu.
"Peristiwa yang menimpa YY merupakan tamparan keras bagi dunia pendidikan, apalagi pelakunya rata rata anak yang masih dalam tahap menempuh pendidikan di bangku sekolah," ucap Ridwan di Bengkulu, Sabtu 21 Mei 2016.
Tujuan dibangunnya pesantren ini untuk lebih memfokuskan pendidikan keagamaan dan memutus mata rantai perilaku kriminal yang dilakukan anak anak dan remaja. Terutama, kejahatan seksual. Mereka akan bersekolah dalam pengawasan para pendidik yang memfokuskan pendidikan keagamaan selama 24 jam.
Baca Juga
Jika memungkinkan pesantren yang dibangun akan menampung para santri mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga sekolah menengah atas. Diutamakan akan mengambil santri dari wilayah pedalaman dan dari keluarga tidak mampu.
"Selain untuk memberantas perilaku kriminal, juga akan memberantas kebodohan masyarakat miskin," Gubernur Bengkulu menambahkan.
Adapun akademisi Universitas Bengkulu Hermen Malik menyambut baik rencana pendirian pesantren berasrama tersebut. Sebab, pendidikan merupakan tonggak utama daerah ini untuk menyiapkan para generasi penerus yang berkualitas.
"Jika generasi muda diberi bekal pendidikan yang baik, tentu tidak akan ada perilaku yang menyimpang lagi, tetapi konsepnya harus jelas terencana dan terarah," ujar Hermen Malik menanggapi rencana Gubernur Bengkulu mendirikan pesantren berasrama di kampung Yuyun, korban kekerasan seksual berujung kematian.