Liputan6.com, Cirebon - Barongsai, salah satu warisan seni budaya yang datang dari Negeri Tiongkok, menggeliat di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Cirebon. Tidak sedikit warga non-Tionghoa di Cirebon turut serta mengembangkan kesenian warga Tionghoa itu.
Setiap perguruan atau kelompok barongsai yang ada di Cirebon memiliki teknik yang berbeda untuk dapat menguasai permainan barongsai yang atraktif ini. Perguruan Seni Beladiri (PSB) Kelabang misalnya. PSB yang berdiri pada 25 Juli 1976 ini mengharuskan pemain barongsai untuk menguasai seni bela diri kungfu.
"Gerakan kungfu menjadi wajib bagi kami untuk bermain barongsai. Karena dari kungfu juga melatih kelenturan tubuh pemain barongsai utamanya setiap melakukan aksi-aksi ekstrem," kata pelatih PSB Kelabang, Shandy Berlian Shianto, Sabtu (6/2/2016).
Atraksi ekstrem dari PSB Kelabang menjadi ciri khasnya sejak dulu. Seperti meloncat, salto dari ketinggian mencapai dua meter atau lebih. "Latihan butuh satu tahun untuk bisa salto dan beratraksi ekstrim dengan tingkat keselamatan yang tinggi," kata Shandy.
Dalam permainan barongsai, dia menjelaskan, teknik kuda-kuda menjadi tumpuan paling utama. Selanjutnya setiap pasangan pemain barongsai harus sehati dan saling bekerjasama dengan baik.
Baca Juga
Barongsai Kelabang ini sudah memasuki generasi keempat. Barongsai Kelabang dikembangkan oleh Kusnaedi Sianto (Sie Koen Kie).
"Saat itu, sebelum reformasi para seniman dan pemain barongsai tidak boleh di publikasikan alias untuk kalangan Tionghoa sendiri. Bahkan, semua perguruan dan kelompok seni barongsai yang ingin tampil hanya dapat disaksikan oleh kalangan sendiri di Klenteng Talang Cirebon," tutur Shandy.
Memasuki tahun 1970-1990, generasi dua Kelabang dikembangkan anak kedua sang pendiri yakni Oscar Sianto (Sie Jien Gie). Setelah Oscar, PSB Kelabang dilanjutkan oleh Bernard Sianto (Sie Jien Chun) pada 1990-2007. Hingga saat ini, Kelabang dikembangkan oleh Shandy Berlian Shianto. "Kami masuk generasi keempatnya," kata Shandy.
Nama Kelabang merupakan kepanjangan dari Kesadaran, Latihan, dan Membangun. Saat itu, seni Barongsai lebih diprioritaskan untuk kegiatan prosesi adat dan permainan di satu tempat. Pola Permainan barongsai saat itu masih terbilang tradisional, menonjolkan seni akrobatik dan ketangkasan di kalangan tionghoa.
"Sekarang sudah bergeser dan siapa saja bisa mainkan barongsai dan sudah banyak berubah," sebutnya.
Seiring perkembangan zaman, Barongsai Kelabang menjadi salah satu warisan seni budaya Cirebon. Prestasi hingga implementasi seni budaya barongsai dan budaya Cirebon pun dikembangkannya.
Barongsai Kelabang menyabet Juara III mewakili Jawa Barat Jabar Event kejuaraan Barongsai di Yogyakarta. Barongsai Kelabang juga pernah mewakili Jawa Barat dalam acara Intregated Investment Promotion 2011 di Busan Korea Selatan.
"Di Korea Selatan kami menampilkan barongsai kreasi perpaduan antar barongsai dan tari topeng jadi Topeng Barong," sebutnya.
Selain itu, pada September tahun 2011 , Barongsai Kelabang juga mewakili Jawa Barat pada Festival Indonesia di Melbourne Australia. "Tahun 2015, kami juara 1 dan 2 pada kejuaraan Bupati Cup Kabupaten Cirebon," tuturnya.
Topeng Barong
Seiring berkembangnya zaman dan kesenian, Barongsai Kelabang pun berhasil memadukan dua kebudayaan Tionghoa dengan Topeng Cirebon. Dua budaya menjadi satu ini dinamakan seni Topeng Barong.
"Seni topeng barong, diambil dari perpaduan antara permainan barongsai dengan topeng Cirebon. Ide tersebut, dikembangankan oleh ayah saya sendiri Bernard Sianto dan Alhamdulillah dapat apresiasi tinggi," sebutnya.
Bukan hanya barongsai dan topeng Cirebon. Musiknya juga hasil kolaborasi antara Barongsai dan Gamelan Cirebon.
"Saat memainkan barong menggunakan gamelan, saat nari topeng mencoba dengan musik barongsai," tuturnya.
Pada gerakannya, setelah memainkan permainan barongsai di awal. Para pemain keluar dan langsung menggunakan topeng berwarna hitam dan putih. Kedua topeng itu berperang memperebutkan kekuasaan dalam hal ini topeng barong yang dibuat oleh PSB Kelabang sendiri. Di akhir pertarungan dua topeng itu bersatu.
Filosofi topeng barong itu dari Yin dan Yang menggambarkan sisi baik dan buruk manusia. Kedua topeng itu kemudian bersatu dan mengambil peranan dalam meraih kekuasaan kembali kepada kejayaannya dengan kembali memainkan topeng barong," tuturnya.
Seni topeng barong ini banyak mendapatkan apresiasi dari para seniman Cirebon maupun Jawa Barat. "Bangga punya barongsai apalagi sudah dikembangkan menjadi Topeng Barong dan mampu mewakili Jawa Barat di event internasional," kata salah seorang seniman Cirebon, Tutun.
Tutun mengaku sosok Bernard Sianto juga seniman barongsai yang aktif berinteraksi dengan keraton Kanoman dan Kacirebonan melalui seni topeng.
"Barongsai Kelabang ini satu-satunya kelompok seni asal Tionghoa yang rutin latihan di halaman Keraton Kacirebonan dan Kanoman," ujar Tutun.
Advertisement