Liputan6.com, Pontianak - Kota Pontianak di Kalimantan Barat punya kebijakan serupa dengan three in one ala Jakarta -- yang kini telah dihapus. Two in one namanya.
Kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan di Kota Khatulistiwa itu menyasar para pelajar dengan sepeda motor.
"Konsepnya, jika seorang pelajar menggunakan sepeda motor, maka ia bisa membonceng temannya yang memang tempat tinggalnya searah atau satu rute," kata Wali Kota Pontianak Sutarmidji seperti dikutip dari Antara, Rabu 15 Juni 2016.
Dia mengatakan, pada hari berikutnya, teman yang dibonceng itu selanjutnya gantian membonceng temannya yang kemarin menjemput.
"Jadi mereka bergiliran berboncengan sepeda motor menuju ke sekolah dan sebaliknya. Kami akan sosialisasikan itu di sekolah karena manfaatnya untuk mereka juga, selain lebih irit BBM (bahan bakar minyak), tempat parkir jadi lebih luas, dan lalu lintas tidak macet," papar dia.
Baca Juga
Sementara itu banyak angkutan umum di Kota Pontianak kini sudah tidak layak lagi.
"Oleh karena itu, kami akan memfasilitasi dengan menggandeng perbankan untuk mendorong sarana angkutan umum tersebut agar tumbuh kembali dalam mengurangi kemacetan di Pontianak," tutur Sutarmidji.
Sementara itu, Kadishubkominfo Kota Pontianak Uti Sri Lena menyatakan, transportasi umum di Kota Pontianak, terutama oplet sebelumnya berjumlah 700 unit. Namun kini hanya tersisa 325 unit yang masih beroperasi.
Untuk membangkitkan transportasi umum itu, jajarannya berencana mengarahkan oplet yang ada beralih untuk melayani antar dan jemput anak sekolah. "Dengan catatan, mereka harus berlabel resmi perusahaan, sebab angkutan umum harus di bawah pengelolaan perseroan terbatas (PT) atau koperasi," ujar dia.
Dia berharap, kemajuan teknologi bisa membawa angin segar bagi pengaturan transportasi di Kota Pontianak. "Saya berharap pemanfaatan IT sudah bisa mengatur segala transportasi di Kota Pontianak untuk memberi rasa aman dan keselamatan bagi pengguna jalan," ucap Uti.