Liputan6.com, Surabaya - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) jurusan Perbankan Syariah menggelar kegiatan Back to Kitchen dengan menyajikan sejumlah menu enak tanpa pengawet.
Kegiatan tersebut adalah respons dari banyaknya makanan dan minuman tidak sehat yang tersedia di pasaran. Selain itu, program tersebut juga untuk menghemat di bulan Ramadan.
"Ini hanya upaya kami meminimalisir maraknya kejadian minuman dan makanan yang dijual PKL terindikasi tidak sehat dan cenderung mengandung pengawet," kata Kepala Program Studi Perbankan Syariah UM Surabaya Arin Setyowati, Jumat, 16 Juni 2016.
Sedikitnya, terdapat lima tim dalam kegiatan itu. Masing-masing tim beranggotakan tiga hingga tujuh mahasiswa. Masing-masing menyajikan menu kudapan unik, baik dari penamaan maupun penampilan.
Contohnya saja, Mie Alamie OGU yang merupakan kolaborasi bahasa dari tiga negara. O untuk Oishii yang berarti enak dari Jepang, G berarti Gesun dari Bahasan Jerman, dan U dari Unyu dari Indonesia.
Baca Juga
"Gesun juga berarti sehat dari bahasa Jerman karena bahan mie buatan kami dari sayur, sedangkan huruf U sendiri adalah Unyu yang artinya lucu dari Bahasa Indonesia dan bisa dilihat dari warna mie ini sendiri," kata Nilna Alfiani Saadah, salah seorang anggota tim.
Menurut Bahtiar Aziz, rekan setim Nilna, ide pembuatan mie unyu itu dari ketidaksukaan anak-anak mengonsumsi sayur. Bahan mie unyu mudah didapat, seperti cabe, bayam, wortel, tepung tapioka, terigu, garam, telur dan minyak sayur.
"Awalnya, tentu sayurnya diblender, lalu diperas dan diambil sari, lalu dicampurkan ke tepung terigu," kata Bahtiar.
Jika diperjualbelikan, Bahtiar memperkirakan harga mie Alami OGU sekitar Rp 4.000 per porsi.
"Itu pun kami sudah dapat laba, karena total semua Rp 32 ribu kami keluarkan dananya," ujar Bahtiar lagi.
Telo Dragon Ball
Selain mie, tim lain membuat menu Telo Dragon Ball. Bola-bola kecil bertabur meises warna-warni itu menarik bagi anak-anak kecil.
Nur Aini Rahmawati, salah seorang anggota tim mengungkapkan kandungan gizi kudapan berbahan ubi jalar itu kaya. Ada beta karoten, antioksidan utama, serta berbagai nutrisi lain seperti vitamin C, vitamin B kompleks, zat besi, dan fosfor.
"Karena ini kami memilih menjadikan ubi jalar sebagai penguat imun yang hebat dan pas untuk berbuka puasa karena ringan, apalagi untuk camilan hari raya," kata perempuan yang akrab disapa Aini itu.
Cara pembuatannya mudah. Bahan baku utamanya hanya telo dan coklat batangan. Telo itu direbus dulu selama kurang lebih 15-30 menit.
Setelah itu, telo yang telah matang dikupas kulitnya dan dihancurkan. Telo kemudian dicelupkan ke dalam cokelat yang sudah dilelehkan. Terakhir, telo yang berlumur cokelat itu ditaburi meises warna-warni.
Kudapan telo itu dihargai Rp 1.000 per tusuk yang terdiri dari dua buah bola.
Advertisement