Liputan6.com, Yogyakarta - Polres Kulon Progo menggerebek pabrik mi yang menggunakan bahan boraks di Karangnongko, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Pengungkapan kasus ini lantaran anggota polisi dari Polres Kulon Progo sering makan mi bakso di sana.
Maka Polres Kulon Progo pun membentuk satgas penanggulangan bahan pangan berbahaya yang beredar di masyarakat. Dua pekan lalu, mereka melakukan tes laboratorium kepada beberapa pedagang, termasuk penjual bakso di lingkungan Polres Kulon Progo.
Setelah dicek, mi yang dijual tukang bakso di Polres Kulon Progo ternyata mengandung boraks.
"Kita lakukan tes di kantin penjual es dawet, bakso-bakso kita ambil sampelnya dan tes laboratorium," kata Kapolres Kulon Progo Nanang Djunaedi di Yogyakarta, Rabu (10/8/2016).
"Selama ini saya pernah makan. Kemarin kita larang. Setelah kita larang masih banyak yang makan mi bakso di Polres Kulon Progo. Semua polisi, temasuk saya, kecolongan juga. Nggak apa-apa itu sebagai antisipasi ke depan," sambung dia.
Setelah mengetahui mi bakso itu positif mengandung boraks, Polres Kulon Progo langsung bergerak ke pedagang dan pemasok di Pasar Beringharjo. Di sana, aparat mengamankan penjual mi. Lalu bergerak ke tempat pembuatan mie milik Ibu Wagirah di Karangnongko.
Di sana polisi menemukan alat pembuatan mi berupa satu karung boraks 25 kg.
"Ditemukan bahan baku pembuatan mi, ada bleng (boraks) kristal 5 bungkus. Dan sisa penjualan mi 250 kg. Sehari mi kuning bisa sampai 400-500 kg diedarkan ke Yogya," tutur Nanang.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu pemilik pabrik mi Wagirah (70) mengaku mengambil bahan baku boraks di Solo, Jawa Tengah. Ia biasa menggunakan bahan boraks untuk pembuatan minya. Menurut dia, boraks membuat mie buatannya kenyal. Dia mengaku, setiap hari bisa memproduksi mi sebanyak 4 kuintal.
"Sekantong gandum kan 25 kg dikei separon sendok. Nek mboten bleng ya mboten kenyal mboten dadi. Sudah nyoba bola bali mboten dadi. Jadinya lembek," ujar dia.
"Sekantung gandum 25 kg diberi boraks separuh sendok. Kalau nggak dikasih boraks, ya nggak kenyal. Sudah mencoba berkali-kali, nggak jadi. Mi jadinya lembek."
Sementara itu, warga Karangnongko, Walidah mengaku, pabrik mi ini sudah berdiri lama. Namun dia tidak mengetahui jika pabrik mi di samping rumahnya menggunakan boraks. Ia mengaku kaget pabrik mi di kampungnya menggunakan bahan berbahaya.
"Nggak tahu pakai boraks, tahunya pabrik mi. Pabrik ini sejak saya kecil sudah ada," ujar Walidah.