Liputan6.com, Pekanbaru - Tewasnya pegawai honorer, Apri Adi Tama, setelah membunuh anggota Polres Kepulauan Meranti, Riau, Brigadir Adil S Tambunan, berbuntut panjang. Sebanyak 15 anggota Polres Meranti dibawa ke Mapolda Riau untuk diperiksa oleh Propam Polda.
Pemeriksaan dilakukan karena diduga adanya kesalahan prosedur dalam penangkapan Apri sehingga tewas. Propam tengah mendalami adanya indikasi ini.
Menurut Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, ke-15 orang yang diperiksa tersebut di antaranya adalah Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Meranti, AKP Aditya Warman.
"Empat belas orang yang lainnya merupakan anggota dari Polres Meranti," ujar Guntur di Mapolda Riau, Jumat, 26 Agustus 2016,(26/8/2016).
Menurut Guntur, mereka yang diperiksa tidak hanya terkait tewasnya Apri, tapi juga terkait serangan ratusan warga ke Mapolres di Polres Kepulauan Meranti.
"Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui apakah prosedur penangkapan maupun prosedur saat unjuk rasa di Mapolres," kata Guntur.
Baca Juga
Polda Riau, kata Guntur, tidak akan menutup-nutupi informasi anggota polisi yang melakukan kesalahan. "Perkembangan pemeriksaan selanjutnya akan diberitahu," ucap Guntur.
Sebelumnya, ratusan warga mengepung dan berusaha menyerang polisi di Mapolres Meranti karena tewasnya Apri secara tidak wajar setelah ditangkap polisi. Dalam aksi tersebut, warga melempari Mapolres dengan batu, kayu, serta benda lainnya.
Akibatnya, jendela Mapolres rusak dan banyak kaca yang pecah. Kejadian itu juga menyebabkan seorang warga tewas karena terkena lemparan batu.
Kejadian tewasnya pegawai honorer itu diduga dipicu masalah asmara antara Apri dan Brigadir Adil S Tambunan. Adil disebut membawa seorang wanita yang juga dikenal oleh Apri ke kamar sebuah hotel di kabupaten tersebut.
Ketika keluar dari hotel, Apri sudah menunggu Adil dan langsung terjadi perkelahian. Dalam perkelahian itu, Apri yang diduga membawa pisau menikam Adil hingga tewas. Apri yang kemudian ditangkap berusaha melawan dan ditembak polisi. Tak lama setelah itu, Apri meninggal dunia.