Top 3: Embusan Napas Terakhir Pemuda Tegal 180 Kg Saat Terlelap

Wahid Zaenanda, pemuda dengan berat 180 kilogram ini menghembuskan napas terakhirnya saat tidur.

oleh Eka HakimDian KurniawanFajar Eko Nugroho diperbarui 27 Sep 2016, 19:30 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2016, 19:30 WIB
Top 3: Embusan Napas Terakhir Remaja Obesitas Tegal Saat Terlelap
Wahid Zaenanda, pemuda dengan berat 180 kilogram ini menghembuskan napas terakhirnya saat tidur.

Liputan6.com, Tegal - Diabetes, darah tinggi, gangguan pernafasan atau asma, dan penyakit jantung adalah beberapa penyakit yang berisiko besar terjadi pada mereka yang menderita obesitas atau kelebihan berat badan.

Tidak hanya orang dewasa, belakangan ini mulai muncul anak-anak hingga remaja yang usianya terbilang masih sangat muda mengalami kondisi ini. Sebut saja Arya Permana, bocah asal Karawang, Rizki Rahmad Ramadhan, bocah asal Palembang.

Selanjutnya ada Yunita Maulidia, remaja putri berusia 16 tahun asal Sidoarjo yang memiliki berat 140 kilogram. Dan kini remaja putra berusia 19 tahun asal Tegal, Jawa Tengah, Wahid Zaenanda.

Dengan usaha keras para tim dokter yang memantau kesehatan anak-anak ini dengan menerapkan pola makan yang sehat, kondisi beberapa di antaranya kini mulai membaik.

Namun tidak bagi Wahid Zaenanda. Pemuda yang memiliki berat badan hingga 180 kg ini mengembuskan napas terakhirnya saat tidur.

Hingga malam hari ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Selasa (27/9/2016).

Sementara itu, dua kabar lainnya yang juga tak kalah diburu mengenai konflik Bupati Gowa dan Raja Gowa yang semakin panas. Selain itu juga tentang benda misterius yang jatuh di Sumenep.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Kisah Pemuda Tegal Berbobot 180 Kg Meninggal dalam Tidur

Selama dirawat, kondisi Wahid, pemuda Tegal obesitas itu dinyatakan stabil. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Menderita obesitas atau kelebihan berat badan hingga 180 kilogram, remaja asal Tegal, Jawa Tengah, Wahid Zaenanda (19) akhirnya meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan di RSUD Kardinah Kota Tegal.

"Beberapa jam sebelum meninggalnya Wahid, saat itu ia minta selang infus yang terpasang di kakinya untuk dilepas karena sakit dan tidak nyaman," ucap Winarni sang ibu di kediamannya, Senin, 26 September 2016.  

Meski begitu, Winarni menuturkan Wahid tetap tertawa ceria selama perawatan. Ia bahkan sempat meminta dipasangkan AC di rumah karena sering merasa kepanasan.

Tim medis RSUD Kardinah yang menangani Wahid Zaenanda, menyatakan kematian Wahid karena adanya pembengkakan jantung dan tersumbatnya saluran pernapasan secara tiba-tiba saat tertidur. 

"Kami sampaikan penyebab kematian Wahid, yakni mengalami Obstructive
Sleep Apnea (OSA) atau penyumbatan pernapasan tiba-tiba saat tidur.
Obesitas inilah yang mendorong terganggunya jalannya pernapasan," kata
Agus. 

Selengkapnya...

2. Konflik Bupati dan Raja Gowa Makin Panas

Penyerangan dilakukan kelompok yang menolak perda tentang lembaga daerah.

Aksi massa awalnya berunjuk rasa menolak Peraturan Daerah (Perda) Pembentukan Lembaga Adat Gowa (LAG) di Kantor DPRD Gowa, Senin (26/9/2016) sekitar pukul 13.00 Wita. Massa pendukung Raja Gowa ke-37, Andi Maddusila menuntut pembatalan Perda LAG yang dinilai memutus silsilah Kerajaan Gowa.

"Intinya mereka menuntut agar Perda LAG dibatalkan, padahal itu sudah bukan kewenangan kami lagi. Seharusnya mereka melakukan judicial review atas Perda tersebut di PTUN bukannya anarkis di sini," ujar Haris.

Insiden pembakaran gedung DPRD Gowa merupakan buntut konflik sejak terbitnya Perda Pembentukan Lembaga Adat Gowa pada 15 Agustus 2016.

Dalam pelaksanaan Perda tersebut, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo dilantik sebagai Dewan Adat yang sekaligus sebagai sombayya ri gowa atau Raja Gowa.

Dalam pernyataannya, Bupati Gowa, Adnan Purichta, beranggapan penunjukannya sebagai Raja Gowa lantaran tak ada lagi Raja Gowa setelah meninggalnya Andi Idjo Karaeng Lalolang atau Raja ke-36 yang pernah menjadi bupati pertama di Gowa.

Selengkapnya...

3. Benda Misterius Jatuh di Sumenep Terpencar di 3 Tempat

Benda Asing Jatuh di Sumenep

Benda misterius berwarna hitam berbentuk silinder ditemukan warga di Desa Lombang Kecamatan Gili Genting, Kepulauan Gili Raja Sumenep. Benda tersebut diduga jatuh dari langit pada Senin, 26 September 2016.

Belakangan, benda serupa juga ditemukan di Desa Bringsang, Kecamatan Gili Genting, dan juga di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, dan dikumpulkan di Mapolres.

Kasubag Humas Polres Sumenep, AKP Hasanuddin menuturkan, dalam proses identifikasi, pihaknya tidak hanya akan mendatangkan ahli pesawat, tetapi juga Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya