Liputan6.com, Cirebon - Seorang ibu rumah tangga warga Perumahan Bumi Arumsari, Jalan Palem 3A, RT 02/13, Kecamatan Talun, nekat mendatangi Kantor Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat. Ia hendak bertemu Wali Kota Nasrudin Azis.
Sang ibu, Sarah datang bersama anak keduanya, Cantiqa Anindya, Bayi berusia tujuh bulan ini terancam mengalami kerusakan hati dan sirosis hati akibat penyakit Atresia bilier yang dideritanya.
"Saya datang ke sini untuk bersilaturahmi sekaligus memohon bantuan untuk penyembuhan anak saya," ucap Sarah di Kantor Wali Kota Cirebon, Selasa (18/10/2016).
Penyakit yang diderita Cantiqa membuat perut kecilnya membesar. Atresia bilier merupakan suatu kondisi di mana saluran empedu tak terbentuk atau tak berkembang normal.
Baca Juga
Padahal, sistem empedu sendiri berfungsi membuang limbah metabolik dari hati dan mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus halus. Pada Atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu. Dampaknya bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati.
Pendapatan Sarah yang terbatas membuat ia terpaksa memercayakan kakak kandung Cantiqa kepada salah seorang saudaranya. Sarah pun harus berjuang sekuatnya untuk kesembuhan anak keduanya itu.
Sejak terdeteksi, Cantiqa telah dibawanya memeriksakan diri ke rumah sakit di Kota Cirebon. Seharusnya, Cantiqa mendapat perawatan di rumah sakit yang lebih mampu sebagaimana rujukan rumah sakit yang didatanginya.
Namun, rujukan itu dengan berat hati dia abaikan akibat keterbatasan biaya. Sebagai single parent, Sarah hanya menggantungkan hidupnya dari pendapatan yang dia terima selama bekerja di salah satu lembaga swadaya masyarakat atau LSM.
"Memang sih pakai BPJS obat-obatan gratis. Hanya tetap saja, kami khawatir kalau sampai ada apa-apa di sana atau mungkin ada kebutuhan obat lain yang tak termasuk tanggungan BPJS jadi menghambat upaya penyembuhan Cantiqa," ia menuturkan.
Dia mengatakan, sejauh ini, Cantiqa telah mendapat bantuan dari Yayasan Arisan Nasi Indonesia, Cirebon. Melalui bantuan para donatur yayasan tersebut, Cantiqa pun mendapat perawatan di RS Ciremai, Kota Cirebon.
Advertisement
Dirujuk ke RSCM dan RSUP Sardjito
Namun, upaya kesembuhan Cantiqa belum selesai sampai di situ. Cantiqa harus mendapat perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. "Menurut dokter di RS Ciremai, dokter ahli Atresia bilier hanya ada di RSCM dan RSUP dr Sardjito, Yogyakarta. Pihak keluarga Cantiqa sepakat membawanya ke RSCM," ia menjelaskan.
Sementara itu Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis mengaku prihatin dan sedih dengan kondisi bayi Cantiqa. Dia pun menyayangkan pelayanan BPJS yang kurang maksimal kepada masyarakat Cirebon.
"Kalau bilang marah, ya marah. Apalagi sesuatu untuk kebaikan kalau sudah dihadapkan dengan peraturan itu sangat menyakitkan," ujar Nasrudin.
Dia mengaku prihatin atas kondisi penyakit yang diderita Cantiqa serta kondisi sang ibu yang bekerja apa adanya. Azis pun mengajak masyarakat untuk peduli dan membantu kesembuhan bayi penderita kerusakan hati ini.
"Penyakit yang diderita Cantiqa memang tidak mudah. Selain membutuhkan biaya yang besar juga membutuhkan keajaiban Tuhan. Saya siap mengawal membuka donasi buat Cantiqa," kata Nasrudin.
Advertisement