12 Sampan Gantikan Sementara Jembatan Kuning Bali yang Ambruk

Jembatan Kuning akan dibangun lagi dengan pendanaan dari pemerintah pusat.

oleh Dewi Divianta diperbarui 25 Okt 2016, 12:32 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2016, 12:32 WIB
Jembatan Nusa Lembongan Ambruk
Delapan orang tewas dan 30 terluka akibat jembatan antar pulau di Bali ambruk.

Liputan6.com, Denpasar - ‎ Jembatan Kuning yang menghubungkan Nusa Lembongan dan Ceningan, Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, akan dibangun ulang. Jembatan itu roboh beberapa waktu lalu, sehingga merenggut delapan nyawa dan menyebabkan puluhan orang luka-luka.

‎Bupati‎ Klungkung I Nyoman Suwirta menuturkan, pembangunan jembatan sepanjang 140 meter dengan lebar 1,6 meter itu rencananya akan dibiayai pemerintah pusat melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah VIII.

"Mempertimbangkan keberadaannya selama ini sebagai ikon pariwisata di Kecamatan Nusa Penida. Pembangunan jembatan ini akan dilakukan di lokasi yang sama," kata Suwirta usai bertemu Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Senin, 24 Oktober 2016.

Menurut dia, Jembatan Kuning yang oleh warga sekitar dikenal dengan sebutan Jembatan Cinta itu merupakan satu-satunya akses masyarakat Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Sebagai solusi sementara, kata dia, Pemkab Klungkung menyediakan 12 sampan yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi baik oleh warga setempat maupun wisatawan.

"Jembatan Kuning ini merupakan satu-satunya sarana transportasi yang menghubungkan kedua pulau. Pasca-robohnya jembatan tersebut, sarana transportasi untuk sementara dioperasikan 12 perahu sampan. Bagi para siswa, penyebrangan kami berikan gratis. Dan untuk wisatawan, kami telah tetapkan harga sesuai kesepakatan," kata Suwirta.

Gubernur Made Mangku Pastika‎ mengapresiasi langkah yang telah diambil Pemkab Klungkung. Mantan Kapolda Bali itu juga meminta Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali untuk menyalurkan bantuan kepada para korban.

Pastika berpesan agar jembatan tersebut nantinya tak boleh dilalui kendaraan. Ia berharap aturan tersebut mendapat pengawasan ketat agar bencana serupa tak kembali terulang di kemudian hari.

"Sebagai ikon pariwisata harus dipastikan jembatan itu dibangun kembali. Tetapi yang penting untuk ditekankan agar jembatan itu tak boleh dilalui kendaraan, baik itu motor maupun mobil," ucap Pastika.

Dalam hal pembangunan, jika di kemudian hari timbul permasalahan dari pendanaan pusat, ia berharap agar segera dikoordinasikan dengan Pemprov Bali.

"Sehingga ikon Nusa Lembongan tidak hilang. Namun di sisi lain, Pemprov akan tetap membangun jembatan yang lebih kokoh, aman, dan bersifat permanen sesuai perencanaan di tahun 2017, mengingat jembatan tersebut sangat menunjang mobilitas masyarakat setempat yang cukup tinggi," ujar Pastika.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya