Liputan6.com, Semarang - Aksi nekat David Nugraha, warga Jomblang, Semarang, yang minum cairan obat nyamuk dengan mengajak dua anaknya tidak hanya menyisakan cerita pilu. Sejumlah kalangan malah memanfaatkannya sebagai materi untuk meramal nomor toto gelap (togel) jenis Kuda Lari.
Sejak mendengar adanya peristiwa bunuh diri itu, Suryanto, Solikin, dan beberapa teman lainnya berkutat dengan lembaran-lembaran kertas. Diskusi mereka kadang memanas, tapi hanya sebentar.
"Bunuh diri itu ya empat tujuh. Tapi yang meninggal cuma satu, usia tujuh tahun. Kesimpulannya yang bermain angka tujuh," kata Solikin berusaha meyakinkan, Rabu malam, 9 November 2016.
Baca Juga
Suryanto malah melihat peluang angka togel yang keluar dari alamatnya. Ia meyakini alamat RT 07 dan RW 02 pasti akan ikut.
"Sing jelas, angka main ki seko RT/RW ne. (Yang jelas angka main itu dari RT/RW-nya," kata Suryanto.
Rombongan penyuka togel ini pun sepakat untuk tidak menyepakati nomor tunggal. Mereka membeli beberapa nomor untuk memperbesar peluang, meski tiga hari terakhir tidak pernah ada yang cocok.
"Hari ini blong. Kemarin juga. Nanti malam beli lagi untuk yang terakhir," kata Solikin.
Keberadaan togel "Kuda Lari" ini, menurut pengakuan para pengecernya, dikelola oleh sebuah organisasi massa yang cukup disegani di Semarang. Biasanya, mereka menjamin keselamatan para pengecernya.
"Kalau tertangkap tinggal lapor bos. Paling-paling semalam dua malam nanti kita ditebus. Tapi, kalau omzetnya tinggi, lo," kata seorang pengecer di wilayah Semarang Timur.
Di Semarang, bukan hanya ada satu jenis togel. Pengecer tadi bercerita, selain togel Kuda Lari, pihaknya juga melayani pembelian togel Singapura dan Hongkong. Untuk dua jenis togel terakhir ini, ia tak bersedia menyebutkan nama bos besarnya.
"Kalau Kuda Lari kan lokal. Bosnya ya beliau itu," kata dia
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari polisi tentang keberadaan togel tersebut. Namun beberapa kali, polisi sukses menangkap para pengecer dan pengepul togel.