Pingsan Usai Ditepuk Pundak, Siti Siuman Sambil Marah

Sempat dibawa ke rumah sakit, Siti yang siuman sambil marah-marah memaksa pulang.

oleh Abramena diperbarui 16 Nov 2016, 11:02 WIB
Diterbitkan 16 Nov 2016, 11:02 WIB

Liputan6.com, Purwakarta - Siti (65), warga Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, dilarikan ke Rumah Sakit Umum Bayu Asih Purwakarta setelah ditemukan pingsan di jalan yang tidak jauh dari rumah tinggalnya.

Setelah siuman, Siti justru meracau dan marah-marah karena meminta pulang. Ia mengaku hendak mengejar seseorang yang telah membawa kabur harta benda miliknya.

"Naon make kuring make dibawa ka dieu? Hayu buru-buru berik mana tukang tipuna (Kenapa saya dibawa ke sini? Ayo cepat kejar penipunya)," celoteh Siti sambil berusaha lari dari dari ruang perawatan rumah sakit.

Sebelumnya, Siti terjatuh dan pingsan di jalan sekitar 100 meter dari rumahnya. Saat itu, ia sedang mengejar seorang pria yang diduga telah menghipnotis dan membawa kabur harta benda miliknya berupa perhiasan emas seberat 210 gram, dan uang Rp 100 juta.

Menurut keluarga, peristiwa itu terjadi pada Selasa sore, 15 November 2016. Siti dan pria itu bertemu saat pulang dari sawah. Lelaki yang mengaku sebagai tukang ojek dan hendak mengantarkan Siti pulang ke rumah.

"Terus diantar pulang dan sempat juga belanja ke minimarket," kata Iyah, anak korban.

Sesampainya di rumah, kata Iyah, pelaku kemudian menghipnotis Siti dengan menepuk pundak nenek itu beberapa kali. "Yang saya tahu, pelaku sempat masuk ke rumah dan minta air minum, setelah diberi selintas seperti dijampi-jampi gitu," ujar Iyah.

Untuk mengalihkan perhatian keluarga yang ada di rumah, lelaki tersebut kemudian meminta agar dibelikan rokok ke warung. "Mungkin saat saya ke warung itu, dia (pelaku) melucuti perhiasan yang dipakai ibu saya, termasuk uang," tutur Iyah.

Berdasarkan penuturan Siti, ia dalam kondisi setengah sadar diminta untuk melucuti semua perhiasan yang digunakan. Pelaku juga merayu agar emas yang disimpan di kamar dikeluarkan dan diberikan kepadanya.

"Kalau emasnya 210 gram, ditambah uang Rp 100 juta. Padahal uang itu hasil dari menjual tanah," ujar Siti sambil menangis.

Keluarga langsung melaporkan dugaan penipuan itu ke Polres Purwakarta. Keluarga juga telah menyampaikan ciri-ciri khusus penghipnotis tersebut, termasuk jenis dan warna sepeda motor yang digunakan.

"Semuanya sudah disampaikan ke polisi, jadi kami menunggu hasil petugas saja. Hanya saja kami keluarga berharap agar pelaku segera ditangkap," ujar Iyah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya