Menteri Susi Puji Pelaut Ulung Suku Bugis

Namun demikian, nelayan dari Sulawesi Selatan kerap disandera kelompok radikal Filipina Abu Sayyaf.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 26 Nov 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2016, 12:10 WIB

Liputan6.com, Makassar - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kagum dengan suku Bugis yang akrab dengan laut dan berani mengarungi lautan luas hingga Florida, Amerika Serikat.

"Saya pernah ke Florida, dan tanya-tanya. (Ternyata) nakhoda kapal yang ada di sana 60 persen orang suku Bugis dari Kabupaten Sinjai," ucap Susi Pudjiastuti pada peresmian Pelabuhan Perikanan Untia, Kecamatan Biringkanaya Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (26/11/2016).

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di hadapan Presiden Joko Widodo dan Menteri Susi Pudjiastuti menyatakan, warga Sulsel yang berprofesi nelayan dan nakhoda kapal penangkap ikan, memang banyak yang berlayar sampai jauh ke laut mengarungi perairan nusantara sampai Srilanka dan Filipina.

"Mereka itu banyak disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Karena sejak dulu memang orang suku Bugis-Makassar dikenal sebagai pelaut ulung," Syahrul menjelaskan.

Tradisi Pelaut

Beragam tradisi para pelaut Sulsel yang didominasi suku Bugis-Makassar jika ingin berlayar mengarungi laut lepas menggunakan kapal Pinisi. Salah satunya menyiram bodi kapal Pinisi dengan menggunakan air laut.

Seperti yang dilakukan Kas (33), seorang pelaut suku Makassar yang tepatnya berasal dari Kepulauan Selayar, Sulsel. Setiap ia ingin berlayar wajib menyiram air laut ke bodi kapal Pinisi miliknya yang sudah 20 tahun bersama digunakan mencari rezeki.

"Tak hanya saya sebenarnya, hampir semua pelaut di sini melakukan hal yang sama. Wajib memandikan kapalnya dengan air laut sebelum memulai berlayar. Ini sudah jadi tradisi nenek moyang kita yang terkenal sebagai pelaut tangguh," kata Kas kepada Liputan6.com saat ditemui sedang menyiram air laut ke kapal Pinisi-nya yang sedang bersandar di dermaga pelabuhan Paotere Makassar, Sabtu 18 Juni 2016.

Mengenai ritual menyiram air laut yang ia lakukan, jelas Kas, selain sebagai tolak bala juga berfungsi menghilangkan retak pada bodi kapal yang diakibatkan terik matahari. Badan kapal Pinisi terbuat dari bahan kayu besi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya