Liputan6.com, Palembang – Aksi begal sepeda motor dengan disertai tindakan kekerasan semakin sering terjadi di Palembang. Para begal saat ini didominasi remaja usia belasan.
Direktur Reskrimum Polda Sumsel Kombes Daniel Tahi M. Silitonga mengungkapkan aksi begal motor dianggap sebagai tren kekinian. Beberapa tahun terakhir, para pelaku kriminalitas sudah bergeser dari hanya sekadar memenuhi kebutuhan, tetapi juga sebagai kebanggaan.
"Kita melihat dari beragam kasus kriminal. Pelakunya banyak didominasi oleh remaja tanggung di usia 20 tahun ke bawah, bahkan masih belum cukup umur," ujar Daniel kepada Liputan6.com, Rabu (30/11/2016).
Kesimpulan itu berdasarkan penangkapan begal sepeda motor belakangan ini. Saat diinterogasi tentang modusnya, para pelaku yang merupakan remaja belasan tahun itu mengaku hanya untuk gaya-gayaan. Bahkan, ada yang mengaku berbuat kriminal untuk bisa membanggakan diri sendiri di depan teman-temannya.
Baca Juga
Hasil dari aksi kriminal yang dilakukan juga tidak dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para pelaku begal yang masih remaja hanya menghabiskan uang tersebut untuk berfoya-foya, seperti mengonsumsi minuman beralkohol dan narkoba bersama teman-temannya.
Para pelaku itu masih tercatat sebagai pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ada juga pelaku yang memang sudah putus sekolah dan memilih untuk mengisi kegiatannya dengan melakukan aksi kriminal.
"Ini pengaruh global, terlebih anak-anak tersebut masih akil balig, jadi tidak terkontrol. Mereka seperti bangga dan menjadikannya sebagai tren kekinian. Ini menjadi beban kita bersama. Karena tren ini sudah hampir menyebar di seluruh Sumatera Selatan (Sumsel)," kata dia.
Rama (17), salah satu pelaku begal mengatakan, dirinya sudah dua kali melakukan aksi begal dan hasilnya dihamburkan untuk membeli minuman beralkohol dan narkoba.
"Uang dari hasil jual sepeda motor curian dihabiskan bersama teman-teman saja, untuk senang-senang. Awalnya, saya hanya ikut-ikutan teman saja karena sudah putus sekolah jadi tidak ada aktivitas apapun," ujar Rama.