Liputan6.com, Yogyakarta - Media sosial di Yogya sedang dihebohkan dengan berita tarif sewa odong-odong hias di Alun-alun Kidul Yogyakarta yang mencapai Rp 150 ribu. Tarif selangit itu mengecewakan wisatawan yang datang.
Heru Susanto, Ketua Paguyuban Pelaku Pariwista Alkid (Paparasi), mengatakan dalam beberapa hari terakhir muncul infomasi di sosmed terkait tarif odong-odong yang tak wajar itu. Hal ini berawal dari salah satu anggota paguyuban yang menaikkan tarif naik odong-odong secara semena-mena.
"Tarif harga enggak ada, jadi bisa tawar-menawar. Tapi, ini liburan sehingga ada salah satu temen yang menaikkan. Mungkin ya. Ini bukan instruksi dari paguyuban," ujar Heru pada Rabu (4/1/2017).
Ia meminta maaf jika ada wisatawan yang dirugikan dengan penerapan tarif yang tinggi itu. Ia berharap kejadian itu tidak terulang agar wisatawan tidak kapok naik odong-odong di Alun-alun Kidul.
"Saya ketua umum memohon bisa diluruskan karena di sosmed. Harapan saya hubungan bisa baik kembali. Saya memohon maaf kepada wisatawan yang berkunjung di Alkid. Harapan kita jangan sampai peristiwa kemarin terjadi lagi," ujar dia.
Baca Juga
Heru mengatakan penyebaran informasi di media sosial itu akan sangat negatif bagi dunia wisata di Yogya. Ia akan berusaha mengumpulkan semua anggota paguyuban agar kejadian seperti kemarin tidak terjadi lagi.
"Dampaknya negatif untuk kami sendiri dan pariwisata di DIY. Ini bentuk evaluasi ke depan tidak terjadi lagi. Segera mungkin merapatkan dengan komunitas-komunitas odong-odong bareng," ujar dia.
Ia mengaku memang selama ini tidak ada tarif baku dalam menentukan keliling alun-alun menggunakan mobil hias tersebut. Namun yang jelas, ia berencana akan menetapkan tarif wajar yang dapat diberlakukan, baik saat hari biasa dan hari libur nasional.
"Ke depannya, ada tarif normal dan patokan. Karena patokan tidak ada. Sebabnya harga fleksibel, mungkin nanti adanya yang pas," ujar Heru.