Liputan6.com, Brebes - Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi selama dua hari terakhir menyebabkan banjir di wilayah Kabupaten Brebes bagian selatan, Jawa Tengah. Imbasnya tiga jembatan terputus sehingga ribuan warga terisolasi. Hal itu mengingat tiga jembatan itu merupakan akses utama warga yang akan keluar masuk desa. Â
Adapun dua jembatan yang putus itu berada di Desa Kutamendala dan Desa Karangjongkeng, Kecamatan Tonjong. Sedangkan, satu jembatan lainnya berada di Dukuh Kedungabad, Desa Wlahar, Kecamatan Larangan. Â
Pertama, jembatan yang putus berada di Kutamendala, Kecamatan Tonjong, pada Rabu, 1 Februari 2017, sekitar pukul 16.00 WIB. Dampaknya, sekitar 900 warga yang berada di desa paling terpencil di Kecamatan Tonjong itu terisolasi. Â
Jembatan yang putus diterjang banjir itu memiliki panjang 108 meter dan lebar sekitar 2,5 meter ini membentang di atas Sungai Glagah. Â
"Jembatan di atas Sungai Glagah itu putus Rabu sore kemarin akibat diterjang banjir. Sehingga akses warga di sana teputus dan terisolasi karena itu akses jalan utama," ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes Eko Andalas, Kamis, 2 Februari 2017.Â
Upaya penanganan darurat, kata dia, dengan membuat jembatan darurat. Pembuatan dilakukan warga dibantu tim Gabungan yang terdiri dari BPBD dan SAR.
Baca Juga
"Kami upayakan pembuatan jembatan darurat, saat ini sedang dalam proses pembangunan di tiga jembatan yang putus itu," kata dia. Â
Eko menerangkan, putusnya jembatan di atas Sungai Glagah yang runtuh berada tepat di tengah-tengah. Patahan jembatan sepanjang 24 meter di antara dua tiang penyangga. Â
"Jembatan itu putus di tengah-tengah sepanjang 24 meter," kata dia. Â
Hingga kini, lanjut dia, pihaknya masih mencari jalan alternatif lainya untuk dibangun jalan darurat agar masyarakat bisa segera mendapatkan akses jalan. Dari informasi warga, ada jalan lain untuk akses ke perkampungan sana.
"Tapi memang memutar cukup jauh hingga beberapa kilometer," ujar dia. Â
Di sisi lain, dekat dengan lokasi jembatan yang putus itu terdapat aktivitas tambang galian C yang cukup besar sehingga memakan badan sungai Glagah. Â
"Kami masih menyelidiki apakah adanya aktivitas tambang Galian C itu menjadi penyebabnya karena air sungai di sana berkelok," kata dia. Â
Untuk itu, pihaknya bersama Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Brebes sedang melakukan kajian dan pendalaman lebih lanjut. Â
"Kami sudah ke lokasi kejadian melihat langsung kondisi disana. Tapi kami lakukan kajian lingkungan dulu," ucapnya. Â
Sementara itu, Camat Tonjong Sumarno mengatakan, biasanya jembatan Sungai Glagah itu digunakan sebagai akses utama perekonomian maupun pendidikan warga sekitar. Lantaran jembatan putus, warga terpaksa menyeberangi sungai yang pada waktu tertentu bisa banjir. Â
"Ada ratusan warga yang tinggal di sana," kata dia.
Banjir pada Rabu sore lalu itu juga menerjang jembatan di Desa Karangjongkeng, Kecamatan Tonjong. Jembatan di atas Sungai Prupuk yang menghubungkan Dukuh Tegal Laos dan Karang Mangu, desa setempat itu terputus. Â
Warga setempat juga sempat terisolasi karena jembatan sepanjang 12 meter dan lebar tiga meter itu juga berperan penting untuk aktivitas perekonomian penduduk. Â
"Saat ini sudah dibangun jembatan darurat, warga gotong royong," kata dia.
Terakhir, jembatan Dukuh Kedungabad, Desa Wlahar, Kecamatan Larangan pada Kamis siang, sekitar pukul 12.00 WIB putus. Penyebabnya juga karena diterjang banjir.
Jembatan dengan panjang sekitar 100 meter yang terputus ini merupakan akses utama warga. Akibatnya, ratusan warga setempat juga terisolasi. Â
Hingga kini, warga dibantu tim gabungan bergotong royong membangun jembatan darurat sebagai alternatif jembatan putus, agar akses warga tidak terisolasi.
Advertisement