Top 3 Berita Hari Ini: Teka - Teki Harta Karun Gaib di Sulbar

Dalam Top 3 Berita Hari Ini, warga Mamuju Utara dihebohkan dengan adanya isu harta karun dari alam gaib di kampung mereka.

oleh Dian KurniawanOla KedaFauzan diperbarui 06 Feb 2017, 21:02 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2017, 21:02 WIB
Top 3 Berita Hari Ini:
Dalam Top 3 Berita Hari Ini, warga Mamuju Utara dihebohkan dengan adanya isu harta karun dari alam gaib di kampung mereka.

Liputan6.com, Mamuju Utara - Top 3 Berita Hari Ini teratas di kanal Regional ditempati berita tentang mitos keberadaan harta karun dari alam gaib di tepi pantai. Tepatnya di Dusun Muara, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat.

Meski hanya mitos, banyak warga yang menyelam tanpa alat bantu. Bahkan seorang warga mengaku telah melihat sebuah bunker saat menyelam.

Kian hari kabar mitos tersebut makin santer terdengar. Warga yang penasaran terus berdatangan ke lokasi ditemukannya harta karun. Malahan sebuah eskavator pun diterjunkan untuk membantu penggalian.

Sementara itu, aksi heroik pemuda NTT yang berhasil menyelamatkan sang ibu saat tenggelam juga tak kalah menyita perhatian.

Abubakar Tong (25) nekat terjun ke laut dan berenang melawan arus menuju perahu yang membawa ibunya tenggelam. Setelah berhasil menolong ibunya, Abubakar terkapar lemas karena kelelahan dan kram.

Hingga malam ini kedua berita tersebut paling banyak disorot pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, pada Senin (6/2/2017).  

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:

 1. Heboh Harta Karun Gaib Tepi Pantai, Warga Kerahkan Alat Berat

Warga bahkan nekat menyelam tanpa alat bantu demi mencari harta karun gaib itu. (Liputan6.com/Fauzan)

Sebuah eskavator menggali sedalam 3 meter dengan luas mencapai 30x13 meter persegi di titik lokasi diduga tertimbunnya harta karun. Sejumlah warga ikut menyelam tanpa alat bantu di lubang yang telah digali untuk mencari harta karun tersebut.

"Saya lihat ada bunker di bawah, hanya saja sudah keburu sore sehingga penyelaman dihentikan. Air laut mulai pasang dan menutupi lubang yang sudah digali," ucap Ansar, seorang warga yang menyelam.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Mamuju Utara, I Nyoman Suandi, mengatakan bahwa dirinya perlu ikut langsung untuk menyaksikan proses pencarian harta karun tersebut.

"Apabila benda yang ditemukan berupa benda pusaka, maka itu adalah benda-benda yang dilindungi sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010," kata I Nyoman Suandi.

Selengkapnya...

2. Aksi Heroik Pemuda NTT Selamatkan Ibunya Tenggelam di Laut

Abubakar Arungi Laut Selamatkan Ibu Saat Perahu Nelayan Tenggelam (Liputan6.com/Ola Keda).

Pemuda Nusa Tenggara Timur (NTT), Abubakar Tong (25), melakukan aksi menggetarkan saat perahu nelayan yang ditumpangi ibunya tenggelam. Dia nekat berenang ke laut untuk menyelamatkan ibunya, Mustafia Tong (56).

"Saya yang antar ibu ke perahu menuju Rote. Tiba-tiba mama telepon kalau perahu mau tenggelam," ujar Abubakar kepada Liputan6.com, Minggu (5/1/2017).

Saat itu, dia menelepon pihak Tim SAR tetapi tidak direspon. Cemas akan keselamatan ibunya, Abubakar nekat terjun ke laut dan berenang melawan arus menuju perahu.

Sebuah perahu nelayan berkekuatan 2 GT, milik Mashar (45) warga Desa Palela, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao, NTT dihantam gelombang tinggi saat hendak berangkat dari Kupang menuju Kabupaten Rote Ndao, Jumat 3 Februari 2017, sekitar pukul 15.30 Wita.

Selengkapnya...

3. Keren, Mahasiswa Untag Ciptakan Aplikasi Android Pemanggil Ikan

Mahasiswa Teknik Informatika Untag Surabaya mengembangkan aplikasi berbasis android Fish Finder. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Afis Sabi Masrury, mahasiswa Fakultas Teknik Informatika Universitas 17 Agustus (Untag) Surabaya, Jawa Timur, berhasil mengembangkan aplikasi berbasis Android, yakni Fish Finder. Aplikasi melalui smartphone atau ponsel pintar ini berfungsi mempermudah nelayan mendeteksi dan memanggil ikan di kedalaman laut 100 meter.

"Sebenarnya teknologi Fish Finder itu sudah, ada cuma harganya cukup mahal kisaran puluhan juta rupiah. Alasan dibuatnya aplikasi ini karena nelayan yang menggunakan HP Android (smartphone), sehingga para nelayan kecil dapat menjangkaunya," ujar Afis.

Afis juga menjelaskan, ponsel pintar digunakan sebagai pengganti posisi GPS Garmin dalam membaca hasil pembacaan sensor Fish Finder. Dan dengan teknologi Bluetooth yang cukup canggih dapat menghemat biaya pengeluaran nelayan. Karena tidak perlu membeli pulsa paketan untuk menghubungkannya dengan alat pembaca lokasi ikan.

Selengkapnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya