Warga Hilang di Dekat Lokasi Harta Karun Gaib Ditemukan Meninggal

Warga tersebut hilang di dekat lokasi pencarian harta karun sejak Kamis malam, 9 Februari 2017.

oleh Eka Hakim diperbarui 12 Feb 2017, 10:36 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2017, 10:36 WIB

Liputan6.com, Makassar - Usai ubuh, tim SAR Mamuju, Sulbar, kembali merapatkan barisan dan memanjatkan doa sebelum memulai kegiatan pencarian hari kedua seorang warga yang dinyatakan hilang di dekat lokasi pencarian harta karun gaib, di Desa Tikke, Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara, Sulbar, Sabtu, 11 Februari 2017.

Penyisiran menggunakan perahu karet selama tiga jam di beberapa titik Sungai Pedongga yang terbilang luas dan bermuara langsung ke laut akhirnya membuahkan hasil. Korban yang diketahui warga asli Desa Tikke, Komang Trombawo itu ditemukan mengapung sekitar 2 mil laut arah barat dari lokasi hilang pada Kamis malam, 9 Februari 2017.

"Korban ditemukan tepat pukul 06.00 Wita tadi dalam keadaan tak bernyawa lagi. Lokasi ditemukan korban di daerah muara sungai," kata Basri, Kordinator SAR Mamuju, kepada Liputan6.com via telepon, Sabtu, 11 Februari 2017.

Basri mengatakan tim menemukan jasad korban dalam keadaan terapung dan sudah mulai membengkak karena tubuh korban sudah dipenuhi air sungai.

"Alhamdulillah jasad korban sudah ditemukan berkat kerja keras tim dan tak lupa juga tentunya doa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa agar pencarian dimudahkan," ucap Basri.

Jasad korban selanjutnya, kata Basri, dikemas lalu diserahkan secara resmi kepada keluarganya untuk segera dimakamkan. "Jasadnya segera kami serahkan resmi ke kerabat korban hari ini (kemarin, red.) juga," kata Basri.

Kejadian hilangnya Komang bermula saat ia berangkat ke muara dekat dengan lokasi pencarian harta karun gaib untuk mencari ikan. Komang menangkap ikan dengan cara menembak atau lebih dikenal dengan istilah Spearfishing.

"Cara menangkap ikan seperti ini memang lebih berbahaya dibanding cara lain, seperti memancing atau menggunakan jaring," ujar Basri.

Menurut Basri, menangkap ikan dengan cara menembak itu dibutuhkan tenaga ekstra dimana mereka harus menyelam untuk mencari keberadaan ikan. Setelah ikan terlihat, mereka yang menyelam tadi lalu membidik ikan tersebut menggunakan senjata rakitan.

"Risiko dapat terjadi pada saat ikan terkena anak panah, ikan yang berukuran lumayan besar dapat menarik penyelam ke bawah karena anak panah terikat pada alat yang dipegang si penyelam," kata Basri.

Tak hanya itu, penyelam tadi juga dapat terbawa arus bawah yang bisa terjadi sewaktu-waktu tanpa diduga sebelumnya.

"Oleh karena itu cara demikian sangat tidak disarankan dilakukan oleh pemula atau yang belum memiliki pengetahuan tentang itu," ujar Basri.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya